Dalam dunia pekerjaan, tentu setiap orang memiliki suka dan dukanya masing-masing. Baik perihal rekan kerja, gaji, jam kerja, lingkungan dan sebagainya.
Di sini saya ingin membagikan bagaimana suka dan dukanya menjadi tentor (guru les) yang sempat saya jalani tatkala menjadi mahasiswa hingga akhir-akhir ini.
Saya ingin menekankan bahwa tulisan ini bukanlah sarana untuk mengeluh menjadi tentor. Justru di sini saya sangat bersyukur bisa menjadi tentor, di mana saya mendapatkan pelajaran sekaligus pengalaman, entah itu cara mengajar, sama-sama belajar ilmu, mengenali potensi anak dan melatih kesabaran pula.
Berawal dari pengalaman ini, saya ingin membagikan cerita tentang bagaimana suka dan dukanya menjadi seorang tentor, barangkali readers di sini ingin memutuskan menjadi seorang tentor atau mungkin ada yang relate dengan cerita saya. Inilah dia (suka dan dukanya),
Hal-hal yang menyenangkan (Suka) menjadi tentor:
# Sarana belajar menjadi seorang guru formal
Jika readers mengambil jurusan di ranah pendidikan, tentor adalah salah satu sarana untuk belajar mengajar dengan jumlah siswa yang kecil (sedikit).
Tentu, sangat memungkinkan kamu untuk mengenal potensi sekaligus karakter siswa yang beragam. Sehingga akan terbiasa untuk memahami, entah itu media, metode maupun strategi pembelajaran yang menyenangkan dan memahamkan siswa pada materi ajar.
Tentu hal ini, memberikan pelajaran yang berharga untukmu manakala mengajar di sekolahan.