Lihat ke Halaman Asli

Ike Aprillina

Self Respect

Puisi Terakhir Untukmu

Diperbarui: 3 Februari 2025   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ombak Laut (Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi)

Bila takdir rinduku terjejak dalam puisi saja, maka ijinkan seumur hidupku kan kuhabiskan berpuisi merindu dirimu

Sedih memang, namun kubahagia kala hati dan bibir ini menyebut namamu dalam kerinduan yang menyiksa batin ini

Kau yang disana, bertanggung jawablah pada rindu yang kau titipkan padaku

Jangan kau berlari menjauh, disaat kurapuh karena rindu yang menggerogoti semangatku


Andai suatu hari nanti, kau mengingatku dalam awal tidur malammu, percayalah itu adalah malam yang kesekian kali bagiku yang sudah terlebih dahulu mengingatmu dalam pejam tidurku

Aku adalah wanita pendosa yang selama ini ternyata telah berbohong pada hati nurani dan semesta bahwa aku melupakanmu dan menginginkanmu untuk pergi

Apabila bibir ini berkata aku sudah cukup berusaha dan lelah memohon cinta dan sayangmu, nyatanya aku telah berdusta  dan aku tak pernah ingin melepasmu dalam angan indahku

Semesta tahu bahwa tak pernah habis kata-kataku untuk menggambarkan rasa yang ada di hati ini jika mengurai tentang cinta ini

Jika memang ini adalah puisi terakhirku untukmu, namun rasa sayangku takkan pernah berakhir bagai daun diatas arus air yang entah sampai kapan akan berhenti menyusuri rindu

Pada akhirnya nanti, pasti akan berat bagiku, tapi aku berusaha mengalihkan duniaku darimu dan mencintai diriku sendiri dengan lebih baik lagi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline