Lihat ke Halaman Asli

Ike NurBaeti

Universitas Sebelas Maret

Mari Belajar Pragmatik

Diperbarui: 13 Maret 2023   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum. 

Dosen PBSI FKIP UNS

Apa itu Pragmatik?

Pragmatik merupakan salah satu ilmu kajian linguistik mengenai bahasa dan konteks. Pragmatik sendiri bisa berarti memahami makna baik tersurat maupun tersirat. Pragmatik fokus pada kajian mengenai hubungan antara bentuk bahasa dengan penggunaanya yakni penggunaan bahasa dalam situasi yang nyata. 

Bahasa yang dikaji menggunakan pragmatik yakni bagaimana bahasa itu digunakan dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut membuat faktor penggunaan bahasa menjadi hal yang sangat penting dalam kajian pragmatik yang didalamnya terdapat di mana, tentang apa, untuk apa bahasa itu digunakan.

Pragmatik lebih fokus pada kajian bagaimana makna yang dikomunikasikan oleh penutur dan bagaimana mitra tutur menafsirkan makna yang dimaksud oleh penutur. Selain itu, dalam kajian pragmatik juga fokus pada bentuk dan penggunaan bahasa dalam konteks, artinya biasanya orang memilih berbagai bentuk bahasa yang berbeda ketika ia berada dalam konteks yang berbeda pula. 

Seperti halnya ketika penutur mengetahui atau sudah kenal akrab dengan mitra tuturnya, bahasa yang digunakan akan berbeda ketika penutur berbicara dengan mitra tutur yang belum dikenalnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kajian pragmatik yaitu:

  • Nada bicara
  • Siapa penutur dan lawan tutur
  • Tujuan tuturan
  • Ketepatan konteks
  • Cara tutur
  • Prinsip kerjasama

Tindak tutur merupakan salah satu hal dalam interpretasi percakapan secara pragmatik, artinya dalam percakapan tersebut pada umumnya disertai dengan tindakan yang berbeda-beda sesuai dengan makna percakapan dan konteks. Terdapat dua tindak tutur yakni secara langsung dan tidak langsung.

  • Tindak tutur secara langsung terjadi ketika penutur dan mitra tutur saling mengetahui latar belakang kontekstual yang bisa dipahami secara langsung.
  • Tindak tutur tidak langsung terjadi ketika penutur dan mitra tutur belum saling mengenal atau mengetahui latar belakang kontekstual yang bisa dipahami secara langsung.

Pragmatik juga melibatkan tiga unsur penting yakni teks, kontek, dan konteks. Dalam mempelajari pragmatik harus mengeteahui ilmu dasar lingustik salah satunya linguistik funsional yang mempelajari triadik (bentuk, fungsi, dan kontes).

Bahasa yang baik perlu memperhatikan konteks, dalam tindak tutur perlu diperhatikan siapa lawan tutur, situasi, tujuan. Dalam mengupayakan memahami situs komunikasi harus memperhatikan pola yang dapat digunakan dalam berbagai dimensi. Dengan melihat situasi, penutur akan mengetahui bagaimana yang akan disampaikan agar bisa berdampak positif dan tidak menyakiti lawan tutur.

Berikut merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh lawan tutur dari sebuah kalimat ujaran:

  • Lokusi adalah semata-mata tindak berbicara, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan kalimat sesuai dengan makna kata itu (di dalam kamus) dan makna kalimat itu sesuai dengan kaidah sintaksisnya. Contoh: Kok panas banget ya, jadi haus -- bukan berarti meminta minum.
  • Ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu. Di sini kita mulai berbicara tentang maksud dan fungsi atau daya ujaran yang bersangkutan, untuk apa ujaran itu dilakukan. Contoh: Duh kayaknya panas-panas begini jangan cuma makanan aja deh, es kayaknya enak -- minta es.
  • Perlokusi mengacu ke efek yang ditimbulkan oleh ujaran yang dihasilkan oleh P. Contoh: aku ingin minum -- lawan tutur mengambilkan minum (tindakan).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline