Pengantar: Ustadz Uus Suhendrik, Lc., M.Pd.
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta'ala dzat yang menciptakan, memiliki, mengurus yang menentukan segala ketentuan dan yang menghilangkan segala penyakit. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam kepada keluarganya dan para shahabatnya, dan ummatnya hingga akhir zaman.
Siapa saja yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk di uji dengan kesusahan dan kesempitan maka akan mendapatkannya dan siapa saja yang dikehendaki untuk dibersihkan dari dosa-dosa melalui penyakit maka pasti akan mendapatkannya.
Inilah karunia untuk orang yang ditimpa sakit, yang telah kehilangan kesehatannya. Namun tampai sebagian ada yang bingung cara mengenali penyakit dan cara memahami penyakitnya, begitupula tampak menurun kekuatannya dan wajah yang lesu begitupula hilang kegembiraannya.
Tampak menyeramkan bagi sebagian orang tatkala ditimpa sakit, sehingga yang ada sampai panik dan yang terbayang hanyalah mencari dokter, Rumah Sakit atau Obat. Ini bukan sesuatu yang keliru. Karena insan beriman kepada Allah di wajibkan untuk berikhtiar dengan maksimal menggapai kesembuhan baginya.
Namun, sisi yang lebih penting untuk terfikir pertama kali saat sakit selain dari berikhtiar dengan obat atau lewat dokter adalah penerimaan dan penyadaran diri kemudian bersabar, memperbanyak zikir dan taubat kepada Allah, termasuk diantaranya berdoa kepada-Nya. Sehingga atas dasar ini seorang insan jika ditimpa sakit tatkala berikhtiar menjemput kesembuhannya pun dengan cara-cara yang telah di atur dalam islam. Hilanglah kebergantungan kepada makhluk, dan anggapak kesembuhan dari dokter atau obat, karena Allahlah yang menentukan sembuh dan tidaknya seorang hamba dari sakitnya. Karena dokter hanya menjalankan proses ikhtiar, selanjutnya Allah-lah yang menentukan sembuh dan tidaknya.
Itulah kenapa sisi spiritual ini mesti menjadi poin penting dalam kehidupan insan beriman, karena dengan ini menjadi proses yang dijalani dan ketundukan kepada Rabb-Nya akan nyata disaat sakit maupun sehat semuanya dipandang baik. Dengan memperhatikan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya." (HR. Muslim, no. 2999)
Mereka begitu memahami kebaikan-kebaikan Allah kepada dirinya, kasih sayang Allah atas bagi hamba-Nya tak ada bandingnya. Begitupula faham akan makna perintah dalam segala kondisi. Karena betapa banyak nikmat yang diberikan kepada hamba, namun malah menjadi penyakit baginya (karena menggunakan nikmat untuk keburukan). Betapa banyak orang terhalang dari kenikmatan, ternyata halangan itu menjadi kebaikan dan kesembuhan baginya.
Mestilah memahami hakikat dari sakit, cara menyikapi sakit dan hikmah besar yang terkandung bagi orang-orang yang mendapatkan ujian sakit begitupula cara bersikap yang baik tatkala ditimpa sakit. Sehingga ikhtiar yang dilakukan selalu disertai Ridha dan kasih sayang Allah untuknya.