Lihat ke Halaman Asli

Ikbal Ropik

Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Setidaknya bagi Waktu untuk 4 Empat Hal

Diperbarui: 20 Mei 2024   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri

Saat ini kita muda nanti pasti kita akan merasakan tua, begitulah kehidupan tidak ada yang abadi selama hidup di dunia. Namun tidak semua yang muda akan merasakan tua terlebih dahulu, karena dia antara mereka ada yang Allah panggil lebih dulu boleh jadi diwafatkan kanak-kanak, boleh jadi sudah dewasa, dan boleh jadi disampaikan pada usia tua. 

Fasenya: Lemah - Menguat - Melemah kembali

Lemah yang kedua akan ditandai dengan "Syaibah" / uban yang menandakan lemah yang kedua tidak mungkin akan merasakan kuat lagi. Lemahnya inipun beriringan dengan "likaila ya lama mim ba'di 'ilmin syaian" / tidak mengetahui lagi sesuatu yang dahulunya telah diketahui. Atau artian banyak lupa dengan sesuatu yang dulu pernah dihafal dan diingat. 

Fisik tidak menetap pada satu keadaan dan kekuatan hafalan pun tidak menetap pada satu keadaan. Artinya masa yang adaa ini jangan sampai disiakan, apalagi masih kategori muda agar saat usia lanjut tidak menyesal karena tidak memaksimalkan fisik untuk kebaikan atau akal untuk belajar dan memahami agama, atau berfikir untuk kemaslahatan berkehidupan. 

Setidaknya waktu kehidupan kita bagi menjadi empat bagian:

  • Sisihkan waktu untuk bermunajat kepada Allah

Waktu khusus untuk mendekatkan diri kepada Allah, dimana kita mengadukan semua persoalan hidup kepada-Nya, waktu khusus antara kamu dengan Allah.

  • Sisihkan waktu untuk menghisab diri agar mengetahui kekurangan dan kelemahan diri

Perbaikan itu akan timbul diatas kesadaran akan kekurangan dan kekhilafan diri. Karenanya waktu menghisab diri ini penting disediakan agar kita menjadi pribadi yang senantiasa memperbaharui aktifitas keseharian menjadi lebih baik lagi. 

  • Sisihkan waktu untuk meningkatkan keimanan dan aqidah lewat belajar (baik lewat kauniyyah atau kauliyyah

Diantara jalan hidayah itu lewat belajar, jalan meningkatkan iman itu diantaranya belajar karena iman itu disebut simbol ilmu. Sehingga fahami betul dengan mempelajari Kitabullah lewat guru-guru kita atau dengan merenungi ciptaan Allah berupa alam raya dan seluruh isinya. 

  • Sisihkan waktu untuk mencari kehidupaan / tidak banyak diam, tapi tetap berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Seorang hamba tidak dipuji jika dia hanya diam saja di masjid zikir dan enggan memenuhi kebeutuhan hidupnya. Namun seorang hamba yang baik hendaklah bertebaran dimuka bumi untuk menggapai rizqi yang Allah suguhkan kepadanya, bertebaran dimuka bumi untuk menjemput rizqi dengan cara-cara yang dibenarkan dalam agama agar langkahnya menjadi berkah. 

Setidaknya inilah 4 hal yang mesti kita perhatikan, dan targetkan agar waktu bisa kita gunakan dengan maksimal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline