Soeraja (Ario Bayu) tiba-tiba tak bisa menahan hasrat mencumbui Dasiyah alias Jeng Yah (Dian Sastowardoyo) malam itu.
Dalihnya, cinta Soeraja pada Jeng Yah menggebu tak tertahankan. Alih-alih melawan, Jeng Yah justru menyambut hasrat Soeraja di atas ranjang kamarnya.
Percumbuan itu menyeret keduanya dalam konflik masa lalu.
"Tanganmu wangi tembakau aku suka," tutur Soeraja sambil mengendus tangan Jeng Yah yang memegang rokok dan mengisapnya.
Psikolog sekaligus filsuf asal Prancis Jacques Lacan dalam kuliahnya, The Seminar XI: Four Fundamental Concepts of Psychoanalysis menyebut hasrat selalu merupakan hasrat orang lain yang diinternalisasikan ke dalam diri seseorang melalui bahasa.
Lacan ingin bilang objek pertama hasrat adalah pengakuan oleh orang lain, ia (Jeng Yah) eksis karena kehadiran yang lain atau liyan (Soeraja).
Jeng Yah yang meng-hasrat-i usaha tembakau ayahnya bertahun-tahun kerap terhalang lantaran dirinya perempuan.
Pertemuannya dengan Soeraja seolah menemukan makna hasratnya selama ini, kretek.
Begitupun sebaliknya, Soeraja menemukan makna hasratnya di Jeng Yah, kretek.
Dalam pandangan Jeng Yah, di film itu, bahwa kretek bias gender. Ia berhasrat adanya kesamaan hak atas bisnis di kretek tersebut.