Beberapa bulan terakhir tindak kejahatan yang terjadi khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat semakin meningkat. Berdasarkan laman yang dilangsir oleh http://tribratanews.ntb.polri.go.id bahwa jumlah tindak pidana yang terjadi di wilayah hukum Polda NTB dari Januari sampai dengan 16 Desember tahun 2016 sebanyak 9.231 kasus tindak pidana dan tahun 2015 sebanyak 8.714 kasus sehingga terjadi peningkatan kasus sebesar 517 kasus atau (6%), jika dibanding periode tahun 2015, serta Kasus menonjol Polda NTB tahun 2016 masih diungguli oleh tindak pidana kriminal (curat, curas dan curanmor).
Banyak faktor yang melatarbelakangi tindak kejahatan yang semakin merajalela ini. Selain karena faktor ekonomi faktor kesempatanpun menjadi momok utama dalam tindak kejahatan yang sering terjadi. Beberapa tindak kejahatan yang terjadi belakangan terakhir ini adalah pencurian motor (curanmor), perampokan, pembegalan dan bahkan kekerasan seksual.
Berdasarkan data di atas, tindak kekerasan seksual menjadi focus utama dalam tulisan saya kali ini. Mengapa demikian? hal ini karena tindakan kejahatan ini biasa terjadi pada anak di bawah umur. Ya, anak di bawah umur. Anak-anak yang kelak akan menjadi penerus bangsa ini. Sangat disayangkan, anak-anak yang belum matang secara fisik dan mental harus menjadi korban tindakan tidak terpuji segelintir orang yang berprilaku layaknya binatang tidak memiliki akal. Selain itu, berdasarkan data yang dilangsir dilaman ... rata-rata tindakan kekerasan seksual ini terjadi dan dilakukan oleh orang terdekat mereka.
Baik itu paman, kakak, orang tua tiri bahkan orang tua kandung pun juga dapat terlibat dalam kasus tersebut. Wow, sungguh pemandangan yang amat mengecewakan. Padahal mereka harus kita jaga agar kelak memiliki kualitas yang mampu bersaing di dunia luar. Mereka memiliki hak-hak yang sepatutnya mereka dapatkan layaknya mendapatkan pendidikan serta berkembang dan tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa di masa yang akan datang. Bukan malah dicekoki dengan perbuatan asusila yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya khususnya untuk mendapatkan kenyamanan hidup.
Sangat di sayangkan, anak-anak seharusnya mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang-orang terdekatnya agar Ia tumbuh menjadi pribadi yang penyayang dan percaya diri. Bukan untuk dieksploitasi yang pada akhirnya akan mengganggu fisik bahkan mental anak kedepan.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para orang tua serta anak-anak tentang seksualitas, bukan hanya berkaitan dengan diri si anak saja, tetapi juga sebagai bahan memawas diri dan menjadi diri sendiri baik itu pada si anak ataupun orang-orang yang dikenalnya. Mari bersama-sama saling mengingatkan, saling menjaga dan menyayangi agar kelak kita memiliki penerus yang memiliki fisik dan mental yang berkualitas dan membanggakan agama, keluarga, dan bangsa kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H