saya seorang bidan yang sedang melanjutkan studi Pasca Sarjana , ini kali pertama saya menuliskan pengalaman saya melalui media online. Tentunya ini semua atas arahan dan bimbingan dosen mata kuliah ilmu Sosial dan Perilaku, yang terhormat Prof. Dr. Supli Effendi Rahim, M.Sc.
Bismillah...
DARI "MEREKA" SAYA BANYAK BELAJAR....
Siapa "mereka"?? mereka adalah pasien dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas tempat saya bekerja sekarang.
yaa.... dari mereka saya banyak belajar tentang kehidupan sosial, belajar bagaimana menghargai dan menghormati orang lain, belajar tentang kesabaran, belajar macam adat dan budaya , belajar memahami berbagai macam perilaku masyarakat, dan masih banyak yang lainnya. Banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan, benar kata pepatah pengalaman adalah guru terbaik dalam kehidupan.
Menjadi Tenaga Kesehatan tentunya tidaklah mudah, tidak jarang kita dituntut untuk mengesampingkan kepentingan diri sendiri dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan baik di Rumah sakit, Puskesmas ataupun Fasilitas Kesehatan lainnya, diperlukan juga kesabaran yang tinggi dan tenaga ekstra dalam menjalankan tugas. Salah satu yang di utamakan dari seorang Tenaga Kesehatan tentunya adalah Etika dalam memberikan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat.
Memberi informasi dan edukasi seputar Kesehatan kepada masyarakat tidaklah mudah, apalagi mengubah pola pikir, perilaku dan kebiasaan mereka yang mungkin belum benar selama ini. Sebagai tenaga Kesehatan kita dituntut untuk bisa memberikan edukasi dengan cara yang bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Menurut saya Sabar dan Ikhlas adalah salah satu kunci dalam menghadapai macam macam jenis watak dan perilaku pasien / Masyarakat. saya selalu ingat kata kata ibu saya "kerjakan dengan ikhlas, kalo tidak ikhlas hanya akan buat capek" dan itu benar, saat kita menghadapi semua beban saat bekerja dengan ikhlas maka akan tersa lebih ringan dan menyenangkan.
Banyak cerita yang pernah saya alami khususnya tentang berbagai ragam perilaku pasien/masyarakat. Contoh kasus pertama yaitu dalam mengubah pola kebiasaan merokok di masyarakat, tidak mudah untuk hal ini tapi dengan terus diberikan edukasi tentang bahaya rokok serta bekerja sama dengan perangkat desa dan lintas sektor terkait perlahan ada perubahan perilaku sebagian dari mereka yang tadinya merokok didalam rumah menjadi merubah kebiasaan mereka untuk mulai merokok di luar rumah, tidak menutup kemungkinan untuk mereka bisa berhenti merokok.
Pemakain Masker di era pandemic seperti sekarang ini juga masih menjadi dilema, sudah sering diberikan edukasi baik dari Puskesmas ataupun lintas sectoral pun masih ada saja yang tidak patuh, sudah jelas di depan Puskesmas terpasang tulisan "AREA WAJIB MASKER" terkadang mereka masih ada saja yang datang berobat tanpa menggunakan masker dan tak jarang pula jika mereka ditanya kenapa tidak pakai masker? Dengan entengnya mereka menjawab "lupa", "masker ketinggalan", dan lebih lucunya lagi mereka menjawab "covid tidak ada di desa, hanya ada dikota saja" sembari tertawa... lucu bukan ? ya sebagai petugas Kesehatan kita wajib menegur dan mengulangi lagi pemberian edukasi kepada masyarakat sampai akhirnya mereka mulai sadar untuk selalu memakai masker kemanapun terutama ke area pelayanan publik.
Melakukan vaksinasi juga masih menjadi perhatian utama, karena masih banyak masyarakat yang belum mau di vaksin dengan alasan takut, mungkin juga karena merekan "termakan" oleh berita HOAX yang beredar, maka tantangan sebagai petugas Kesehatan harus terus memberikan edukasi dan mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi, kini terlihat yang dulu masyarakat "ogah-ogahan" vaksin sekarang mereka mulai mau untuk di vaksinasi, walau tak jarang sebagian dari mereka mengaku mau divaksin karena terpaksa, alasan pekerjaan, syarat perjalanan ataupun syarat penerima bantuan dari pemerintah.