Lihat ke Halaman Asli

“Asyiknya” Gratisan Makan di Kampus

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

yeee, makanan bla...bla…bla…blagratis,gratis,gratis”. Pasti kita sering mendengar celoteh-celoteh seperti ini setiap kita atau beberapa teman membawa makanan. Yah, dikalangan mahasiswa yang kebanyakan sebagai anak kost, bertemu makanan atau apapun yang berhubungan dengan perut merupakan harta karun tersendiri yang sensasinya beti (beda tipis) dengan mendapat nilai A, berasa gimanagitu hehehe

Berbagi dengan teman merupakan kegiatan yang menyenangkan, dimana kita bisa salingmemberi, menerima, bertukar, yaaa bertukar apa aja, baik makanan (apalagi kalau gratisan hehehe), cerita, gosip dan tak lupa berbagi ilmu juga, serta yang paling utama kekeluargaan dan kekompakan makin solit pastinya.Tetapi terkadang budaya “gratisan” ini menjadi kebablasan, karena di kemudian kesempatan menjadi terbiasa untuk mendapat gratisan terus. Dan mungkin saja kebiasaan tersebut merugikan bagi beberapa temen. “Ini nih, yang kurang oke !!”

Dengan adanya budaya gratisan ini , terdapat sisi positif dan sisi negatif. Disisi positif terdapat nilai-nilai kebersamaan, tolong-menolong, belajar peka terhadap sesama, kemanusiaan (fffiiiuh,berat banget jangkauannya ) dan masih banyak lagi. Sebagai contoh ketika salah seorang dari temen kita sedang mendapat kesulitan dalam keuangan (belum dapat/telat kirimannya) sedang kita sebagai mahkluk hidup pasti membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidup. Naahhh, tentu akan sangat terbantu teman kita tersebut, karena ada teman yang memberi makanan gratis (selamat deh untuk hari ni ^^). Sedang dari sisi negatif budaya “gratisan” kurang baiknya yaitu membuat seseorang secara tidak langsung jadi selalu bergantung pada orang lain. Selain itu bagi teman yang sedang merintis usaha akan agak terhambat dan sulit berkembang. “Ya gimana mau berkembang kalau ga’ ada yang beli, udah kebiasa sama gratisan sih.” Yup, area kampus merupakan tempat yang pas untuk melatih diri berwirausaha bagi yang berjiwa bisnis Karena sejatinya kita semua yang ada di dunia kampus sedang belajar. Mungkin adanya sikap-sikap temen yang seperti itu bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para pewirausaha di kampus. Sehingga tahu bagaimana mengatasi masalah yang ada dan menjadi pelajaran untuk di kemudian hari. Mengenai gratisan ini saya sudah pernah mengalaminya yang membutuhkan perjuangan serta inovasi bagaimana kita mengatasi tantangan tersebut. Tapi saya lebih memilih untuk mengubah haluan dengan usaha lain yang tidak berhubungan dengan usaha dikampus. Bukan karena menyerah, tapi saya lebih mengambil hikmahnya saja mungkin saya masih kurang dalam berbagi.

Yah menjadi mahasiswa merupakan masa dimana kita belajar untuk mandiri, bertanggungjawab dan belajar untuk “hidup” yang sesungguhnya. Mandiri bagi yang jauh dari keluarga untuk belajar bagaimana mengatur semua keperluan sendiri termasuk keuangan. Bertanggungjawabuntuk menanggung semua akibat dari yang telah kita perbuat. Serta belajar hidup yang sesungguhnya itu ketika dihadapkan dengan permasalahan yang tidak terfikirkan sebelumnya, dan kita harus menghadapinya. Mental “gratisan” juga yang membuat kaum muda kurang maju karena selalu mengharap dari orang lain tanpa mau berusaha dan sudah merasa puas ketika mendapatkannya.

Dosen manajemen saya (bu Rini )pernah berkata “jangan kita terlalu mengharap gratisan, Karena dapat mengurangi kesempatan kita dalam menambah pundi-pundi pahala”. Memang ga banyak sih tapi lumayanlah untuk nambahin pahala. Selain itu terdapat pepatah yang berbunyi, “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah” orang yang memberi lebih keren daripada yang meminta (versi saya). Pepatah jawa juga menyebutkan jer basuki mowo beo” yang artinya siapa yang mau hidup bahagia atau sukses semuanya butuh pengorbanan, lha kalo yang dicari cuma yang gratisan kapan bakal jadi sukses ??? Naahh, jadi sekali-kali atau seringlah kita tidak hanya berharap kepada orang lain tetapi kita bisa memberi dan saling berbagi.

Caaiiyo hidup mahasiswa/mahasiswi tanpa gratisan (berasa orasi di depan ribuan orang,heheehe).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline