Lihat ke Halaman Asli

Jejak Digital Berbahaya: Bercermin dari Kasus Jessica Jane

Diperbarui: 26 April 2021   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat pesat, mulai dari era komunikasi tulisan sampai kini masuk ke era digital. Mulai dari berkomunikasi hanya mengandalkan pendengaran yaitu hanya verbal, berlanjut ke penglihatan yaitu ke bentuk tulisan sampai muncul teknologi hingga perkembangannya sangat cepat dan pesat serta hasilnya bisa dinikmati dan dirasakan hingga saat ini. 

Perkembangan teknologi dibidang informasi dan komunikasi sudah dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari yang awalnya kita mendapatkan informasi via media cetak yaitu koran, sampai saat ini mendapatkan informasi melalui media digital yaitu internet atau dalam media sosial. Banyak informasi yang bisa kita dapatkan di era digital ini, mulai dari informasi yang penting, sampai informasi yang konotasinya tidak penting atau mungkin hanya aib dan rahasia orang lain. Namun karena kurangnya edukasi ada beberapa orang yang justru meng-upload aib atau rahasia yang seharusnya menjadi sebuah privasi yang tidak boleh banyak orang ketahui. 

Dalam bersosial media ini, kita harus pandai pandai memfilter, mana hal yang menjadi privasi dan tidak boleh di upload, dan mana yang bukan privasi sehingga memungkinkan untuk disebarluaskan di sosial media. Banyaknya orang atau masyarakat kita yang teredukasi akan hal ini menyebabkan banyaknya konten di sosial media yang mengandung unsur privasi atau aib. Tak hanya itu, media sosial berfungsi menjadi tempat layaknya forum untuk berdiskusi, namun jika masyarakat atau penggunanya tidak teredukasi dengan baik, maka forum yang tercipta atau global village yang tercipta disini akan banyak hal-hal yang mengarah ke ranah negatif. Seperti contohnya dalam forum komentar di Media sosial, tak sedikit yang berbicara kasar, atau bahkan tidak pantas seperti hal yang harusnya menjadi privasi tadi.

    Tahukah kalian semua bahwa di internet khususnya di media sosial kini berbahaya? Apakah bahaya yang kalian tidak tahu itu? Jejak Digital. Jejak digital adalah sesuatu hal yang berbahaya jika kita bermain media sosial dengan sembarangan atau tanpa adanya filter yang mana yang pantas di upload dan yang mana yang tidak. Karena sesungguhnya ketika kamu mengunggah sesuatu ke media sosial itu layaknya kamu berbicara, tidak bisa ditarik kembali. Adanya fitur hapus postingan tidaklah menjamin bahwa jejak digital akan hilang. Ketika kamu sudah berbicara dan mengeluarkan pendapat di sosial media, berarti secara tidak langsung kamu menyanggupi dan siap bahwa apa yang kamu unggah menjadi konsumsi dan makanan publik. Kita tidak tahu ada berapa orang yang sudah mengambil gambar (screenshot) status atau postingan kita yang dianggap tidak pantas di media sosial. Memang benar kita sudah menghapus konten tertentu, tetapi jika masih ada bukti berupa tangkapan layar, hal itu tetaplah berlaku sebagai bukti di mata hukum.

    Baru-baru ini ada kejadian dimana seorang artis atau youtuber terkenal, Jessica Jane yang menjadi viral dan Trending 1 di Twitter karena postingannya di masa lalu yang terbongkar. Jessica Jane ternyata memiliki akun Facebook yang sangat aktif dan biasa digunakannya saat dia masih berumur 9 tahun. Yang mengejutkan adalah isi status postingan di Facebook tersebut yang ditulis secara langsung oleh Jessica Jane, yang mana isi postingannya bisa dikatakan agak kasar jika yang menulis anak usia 9 tahun. “masak sup racun” dengan foto anak umur 9 tahun yang sedang main masak-masakan, lalu ada pula postingan foto sang kakak yang sedang bersama anjingnya dengan caption “monyet sama anjing ih kok gak berantem ya??”. Memang agak miris, namun hal ini tidak dianggap serius oleh warganet, bahkan dijadikan sebagai lucu-lucuan saja.

    Dari kasus diatas bisa diambil kesimpulan bahwa memang jejak digital tidak bisa dihapus, mungkin akun dari Jessica Jane ini sudah tidak ada atau sudah sulit diakses, namun tangkapan layar dari masyarakatlah yang tersebar luas. Dari sini kita belajar bahwa berhati-hati dalam mengunggah sesuatu ke media sosial, karena efek jangka panjang yang belum tentu kita tahu. Selain itu ucapan yang ada di media sosial pun wajib kita jaga, jangan terlalu sembarangan dalam berbicara di media sosial, karena sesungguhnya media adalah cermin. Media adalah cerminan dari perilaku dan peristiwa yang ada di masyarakat, Jadi berhati-hatilah dalam menggunakan media

        Artikel ini ditulis oleh Ika Sulistyorini, Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline