Lihat ke Halaman Asli

IKASSLAV

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Perang Patriotik Raya: Simbol Kemenangan Uni Soviet

Diperbarui: 24 Agustus 2022   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Perang Dunia II terjadi secara besar-besaran di Eropa dan sekitarnya sejak tahun 1939 hingga 1945. Perang ini melibatkan Blok Sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, dll.) dengan Blok Axis (Nazi Jerman, Kekaisaran Jepang, dan Kerajaan Italia). Terjadi peperangan di berbagai sudut benua antara kedua blok yang menewaskan kurang lebih 60 juta penduduk, termasuk prajurit dan rakyat biasa. 

Salah satu daerah perang yang terkenal adalah perang di Front Timur. Perang ini melibatkan Uni Soviet sebagai negara Blok Sekutu terbesar, bersama Polandia, Republik Ceko, dan Yugoslavia, melawan Nazi Jerman, Hongaria, Italia, Rumania, Bulgaria, serta Finlandia. Perang ini memusatkan daerah konflik di negara Eropa Tengah dan Timur.

Dalam sejarah negara Uni Soviet, khususnya Rusia, perang ini dikenal dengan nama Perang Patriotik Raya ( ). Perang ini berlangsung dari tanggal 22 Juni 1941 hingga 9 Mei 1945. 

Saat perang ini berlangsung, Uni Soviet telah melakukan ekspansi terhadap wilayahnya ke negara Polandia, Finlandia, daerah Bessarabia, Bukovina Utara, serta negara-negara Baltik lainnya. Hari berakhirnya periode perang ini (9 Mei 1945) diperingati sebagai Hari Kemenangan sampai sekarang.

Pakta Molotov-Ribbentrop (Moskow, 23 Agustus 1939)

Pakta Molotov-Ribbentrop merupakan sebuah perjanjian non-agresif yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Uni Soviet dan Nazi Jerman pada 23 Agustus 1939 di Moskow. 

Diberi nama oleh Vyacheslav Mikhailovich Molotov (Soviet) dan Joachim von Ribbentrop (Jerman), pakta ini berisikan perjanjian antara kedua negara untuk tidak saling menyerang. 

Setelah Jerman menginvasi Cekoslovakia, Inggris harus melindungi Polandia dari serangan Jerman yang akan datang. Ia bernegosiasi dengan Uni Soviet, dengan tujuan membangun aliansi politik, namun diacuhkan oleh Stalin karena kejadian pada 1938, yang mana kala itu Inggris dan Perancis menolak membuat aliansi dengan Uni Soviet untuk menghadapi Jerman. Rakyat Polandia juga menolak dibantu oleh Uni Soviet karena menurut mereka sama saja diduduki oleh sebuah rezim menyeramkan lainnya.

Di sisi lain, Hitler memutar otak dengan mendekati Stalin. Ia meminta pertemuan antara kedua menteri luar negeri untuk membahas sebuah perjanjian, yang mana sebenarnya dilatarbelakangi oleh keinginan Hitler untuk mencapai sebuah kesepakatan yang menguntungkan Jerman ketika akan menyerang Polandia nanti, sehingga Jerman tidak harus melawan aliansi sekutu yang besar sekaligus. 

Uni Soviet saat itu juga sedang terus bernegosiasi dengan Inggris dan Perancis, dan akhirnya memutuskan untuk menandatangani perjanjian dengan Jerman. Alasan lainnya, Stalin ingin menghindari pertempuran dengan Jerman dan fokus membangun militer pasca pemulihan dari kondisi yang lemah oleh pembersihan korps perwira Tentara Merah tahun 1937.

Setelah Perang Dunia II selesai, baru terungkaplah bahwa ada pembicaraan rahasia antara kedua belah pihak yang membagi negara-negara kekuasaan di Eropa Tengah dan Timur. Per 23 Agustus 1939,  Soviet akan menguasai Polandia di sebelah timur garis yang dibentuk oleh sungai Narew, Vistula, dan San, Lituania, Latvia, Estonia, serta Finlandia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline