Harga minyak goreng untuk merek-merek tertentu kini sudah tidak ugal-ugalan lagi, walaupun harga di bawah Rp. 30,000,- kebanyakan berupa bagian dari program promo di minimarket atau supermarket tertentu.
Akan halnya merk "Minyak Kita" yang diluncurkan oleh Kementrian Perdagangan saat ini dapat dibeli dengan harga Rp. 14,000,-/liter, sedangkan minyak curah ada di harga Rp. 15,000,-/liter.
Dulu, saat harga minyak goreng sedang hot-hotnya, semua jenis camilan berupa gorengan naik secara kompak, tak terkecuali harga comro.
Comro merupakan camilan khas Sunda yang terbuat dari singkong parut dengan isian sambal oncom dan daun kemangi. Comro sendiri merupakan singkatan dari "oncom di jero" atau dalam bahasa Indonesianya "oncom di dalam."
Selain comro, ada pula misro, sama-sama terbuat dari parutan singkong namun isiannya gula merah, oleh karena itu disebut misro "amis di jero" atau "manis di dalam."
Comro menjadi salah satu camilan yang akrab dengan saya. Ada beberapa tempat jual comro yang masuk dalam list favorit saya, salah satunya comro Echo.
Harga comro Echo pun ikutan naik dong. Menurut Abah Echo dalam permakluman yang ditempel di lapaknya, beliau terpaksa menaikkan harga dari Rp. 1,500 menjadi Rp. 2,000 karena semua bahan baku naik akibat pandemi plus harga minyak goreng yang mengawang.
Rasa comro Echo ini yahud punya, gurih, pedas, dan krenyes-krenyes jadi hati ini merasa baik-baik saja ketika harganya naik walaupun ukurannya tetap imut-imut.