Tatar Sunda atau Jawa Barat surganya camilan peracian. Ya, banyak sekali olahan makanan kecil berbahan dasar tepung aci a.k.a tepung kanji atau tapioka yang eksis saat ini.
Biasanya olahan makanan ini dijajakan oleh para pedagang kaki lima. Namun, kini beberapa variannya ada yang telah menyemarakkan cafe-cafe kekinian.
Saya mengenal camilan berbahan aci ini sejak zaman SD. Kala itu yang sangat populer adalah cireng alias aci digoreng. Nama lain cireng adalah empek.
Camilan dari tepung aci ini bikin cepat dan awet kenyang loh soalnya melar di perut dah kayak karet gelang direndem dalam minyak tanah.
Nah, agar tidak tersesat dalam hal menikmati olahan peracian, saatnya menjebrengkan mereka, para ikon dunia peracian yang dedengkotnya lahir di tahun 80-an itu.
1. Cireng atau aci digoreng.
Ada dua varian cireng yaitu cireng merah dan cireng putih. Nah, cireng merah yang warnanya berasal dari terasi itu ada yang berbentuk bulat lonjong kemudian dipotong-potong ada pula yang telah dipotong-potong kotak atau jajaran genjang.
Akan halnya cireng putih, bentuknya ada yang bulat ada juga yang kotak. Nah, cireng putih ini ada yang diberi aksesoris berupa kacang kedelai, ada pula yang diisi dengan oncom pedas.
Kini, isian cireng bertambah banyak variasinya seperti ayam, keju, bakso, kornet, dan sosis. Cireng isi biasanya dibentuk seperti pastel, lingkaran, hati, atau bentuk lainnya.
Varian lain cireng putih adalah rujak cireng. Saus rujaknya gak sama ya dengan saus rujak buah-buahan karena lebih encer. Selain itu adapula cireng krispi dengan rasa krenyes-krenyes dan cireng banjur yang dibanjur dengan kuah pedas.
2. Cilok atau aci dicolok.
Bila cireng digoreng maka cilok dikukus atau direbus, namun kini ada juga varian yang digoreng. Adonan aci berbentuk bulat kecil ini dicolok memakai tusukan sate. Biasanya cilok ini dilumuri dengan saus kacang atau saus sambal. Cilok adapula yang memiliki isi berupa potongan jando, sosis, ayam, keju, dan abon.