Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Merayakan 30 Tahun Album Smashing Pumpkins "Gish" yang Lahir dari Bakat, Ambisi, dan Rasa Benci

Diperbarui: 17 Juni 2021   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Smashing Pumpkins -1991- Sumber: Natkin/Getty Images/Rolling Stone

Billy Corgan memang kadang ngeselin, pentolan band Smashing Pumpkins ini kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang membuat cemberut rekan di dalam dan di luar bandnya.  

Walaupun sering bikin orang muntab, pria yang kini memilih  berkepala plontos sebagai jalan ninjanya itu telah menyemarakkan dunia musik rock dengan karya-karyanya yang memesona hingga hari ini.

Ya, berkarir sejak tahun 1988, Smashing Pumpkins (SP) telah merilis 11 album studio dengan meraih beragam penghargaan dari American Music Awards, Grammy Awards, MTV Music Awards, dan MTV Video Music Awards.  

Tiga puluh tiga tahun adalah angka yang gak main-main bagi sebuah band untuk tetap berdiri tegak dengan carut-marut permasalahan dan drama yang tak berkesudahan. 

Di antara semua hiruk-pikuk masalah internal yang dialami, sang kepala suku nyatanya tak sedikit pun lelah bahkan saat ia menjadi satu-satunya personil yang tersisa.  Rasa cinta kepada SP-lah yang membuat sang pemilik suara cempreng itu bertahan dan hal itu tersirat dalam salah satu lagu mereka "Oceania."

Tahun 1991 adalah debut karir mereka yang ditandai dengan rilisnya album bertajuk "Gish."  Album ini digadang-gadang telah memengaruhi rekaman album milik Nirvana "Nevermind" dan album pertama Pearl Jam, "Ten."  Ya, dua band ini mengeluarkan album beberapa bulan setelah "Gish" rilis yang hasilnya, makjelegeerrr!

"Gish" sendiri di dalamnya memiliki dua pengaruh yang berbeda, ada sisi alternative metal yang garang meledak-ledak dan kelap-kelip psychedelic rock yang lebih lembut mengalun.

Ilustrasi : unifiedgoods

Billy Corgan adalah seorang control freak, karakter yang disatu sisi membuat bandnya terpecah belah, namun di sisi lain membuat "Gish" menjadi sangat istimewa. 

Berkat karakternya inilah semua efek bebunyian di album ini terukur dari suara betotan bass "D'arcy Wretzky yang lincah dan hentakan drum Jimmy Chamberlin yang groovy di nomor 'I Am One' dan 'Burry Me' sampai euforia ledakan bebunyian gitar James Iha/Billy Corgan di 'Snail.'

Pemilik nama lengkap William Patrick Corgan itu pun merupakan seorang penulis lagu dan peracik melodi yang handal, hal ini terbukti di nomor-nomor lembut nan moody seperti 'Rhinoceros' dan 'Suffer.'  Suara rock klasik yang ramah dapat dinikmati di nomor 'Siva."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline