Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Merayakan 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional Ditemani Olahan Tempe Katsu yang Kekinian

Diperbarui: 6 Juni 2021   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Indonesiawindow

Setelah mati kutu karena kenaikan harga tempe dan tahu sebanyak dua kali berturut-turut tahun ini, kini saatnya untuk move on dan mulai mengolah kembali sumber protein nabati asli buatan Indonesia ini.  Ya, tempe dan tahu memang tak lepas dari kehidupan saya, setiap hari dua jenis bahan makanan itu ngadem di kulkas menanti untuk diolah.  

Memiliki rasa yang cocok di lidah serta harganya yang murah meriah membuat duo tempe dan tahu menjadi idola di semua lapisan masyarakat. Betapa tempe dan tahu memiliki caranya tersendiri untuk disayangi oleh para penggemar garis keras dan garis putus-putusnya sekalipun.

Tanggal 6 Juni ini, tempe mendapatkan kehormatan untuk dirayakan keberadaannya.  Adapun pihak yang mencanangkannya adalah Forum Tempe Indonesia (FTI).

Mengapa tanggal 6 Juni?  Karena tanggal ini merupakan hari lahir Presiden Pertama Republik Indonesia, Bapak Soekarno.  Seperti yang diketahui bahwa Bung Karno kerap menyisipkan kalimat "Jangan jadi bangsa tempe" di beberapa pidatonya.  Kalimat ini memiliki makna jangan mau diinjak-injak bangsa lain seperti halnya pembuatan tempe zaman dulu yang kedelainya melewati proses diinjak-injak oleh kaki agar kulitnya terkelupas setelah sebelumnya dicuci dan direbus.

Tak hanya itu, pemilihan tanggal 6 Juni pun berkaitan dengan diresmikannya Rumah Tempe Indonesia (RTI) yang merupakan tempat percontohan praktik pembuatan tempe higienis untuk para pengrajin tempe tradisional.  Di RTI inilah para pengrajin tempe tradisional itu mengistirahatkan kakinya karena tak ada lagi proses injak-menginjak kedelai lagi. RTI telah berhasil mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) sebagai bukti penerapan GMP (Good Manufacturing Practices).

Kini, tempe telah terkenal di mana-mana, di kampung dan di kota bahkan di mancanegara dan menjadi salah satu kuliner warisan budaya Indonesia.  Selain rasanya yang endul takendul-kendul, tempe memiliki kandungan protein tinggi dan rendah lemak.

Bahan makanan yang melewati proses fermentasi dalam pembuatannya ini mengandung kalsium, fosfor, thiamin, vitamin B12 serta retinol (turunan dari vitamin A) yang lebih tinggi dari pada daging sapi.  Disamping itu tempe pun mengandung karbohidrat, serat, riboflavin, niasin, asam pantotenat, piridoksin, dan biotin.

Dengan banyaknya kandungan nutrisi seperti yang disebutkan di atas, tentu saja tempe memiliki segudang manfaat di antaranya mampu menangkal zat radikal bebas dalam tubuh, merawat jaringan otot, menjadi menu diet sehat, membantu menurunkan kolesterol, dan meningkatkan kepadatan tulang.

Kini tempe tak hanya diolah menjadi masakan khas Indonesia saja namun dapat dijadikan olahan makanan dari negeri sakura.  Ya, katsu khas Jepang tak hanya dapat diolah dari bahan baku perdagingan namun tempe pun bisa.

Tempe katsu memiliki rasa gurih dengan bagian luar yang kranci.  Olahan ini dapat menjadi salah satu alternatif menu makan sehat untuk semua anggota keluarga tak terkecuali si kecil yang biasanya anti makan tempe.  Tempe katsu dapat disajikan sebagai teman makan nasi atau pun dikudap dengan cocolan saus dan mayones.

Dokumen Pribadi

Resep Tempe Katsu
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline