Dulu saat masih unyuk-unyuk (jangan ditambahin huruf K di depannya ya) saya jarang sekali sarapan wabilkhusus saat menginjak bangku kuliah, gak sempat keburu telat.
Iyak, karena masuk kelas harus jam 7 teng bila telat kena kompen. Mendingan kalau letak kampusnya sepelemparan batu, lha ini di negeri antar-berantah. Eh tapi rumah saya aja deng yang ada di planet lain, heuheu. Jadi sarapan saya setiap hari adalah sekelebat angin sepoi-sepoi dan butiran kabut tipis.
Hasilnya? Ya gak bisa konsentrasi lah karena sibuk mendengarkan suara orkes keroncong dari perut yang kosong melompong.
Sarapan itu penting, man-teman karena selain sebagai sumber energi di awal hari sarapan nyatanya dapat menekan nafsu makan berlebihan, meningkatkan kerja otak, mencegah kenaikan berat badan, dan tentu saja mencegah penyakit maag.
Menu sarapan banyak macamnya dari yang jenisnya nasi, lontong, ketupat, bubur, puding, buah, sampai roti. Biasanya yang gak terlalu ribet adalah sarapan roti, yang lain juga sih gak ribet kalau mamang-mamangnya sudah pada nongkrong di depan rumah, hihi.
Roti dengan nasi memang sama-sama berasal dari biji-bijian dan mengandung karbohidrat namun memiliki nutrisi yang berbeda. Roti mengandung kalori yang lebih rendah dan zat besi yang lebih tinggi dibanding nasi. Sedangkan serat yang tinggi ditemukan dalam bongkahan roti gandum.
Roti yang biasa disajikan sebagai menu sarapan adalah roti tawar baik yang berjenis gandum ataupun putih. Biasanya lembaran roti itu dioles-oles dengan mentega atau selai. Memanggang roti di toaster adalah cara lain yang dapat dilakukan. Nah, agar tidak membosankan ada baiknya sang roti diolah menjadi sajian seperti di bawah ini. Mudah, murah, dan tentu saja cepat membuatnya.
Cloud Eggs on Toast
Dokumen Pribadi
Keminggris banget yak? Telur awan di atas roti panggang gitulah, sodara-sodara. Telur awan ini memang sudah eksis sejak abad ke-17 di negerinya Napoleon Bonaparte dengan nama oeufs a la Neige alias telur di salju.
Olahan ini berada di buku masak-memasak bertajuk "Le Cuisinier Francois" yang diterbitkan pada tahun 1651 bersamaan dengan mulainya revolusi masak-memasak di Perancis yang menjadikan negara ini pemimpin kuliner dunia selama berabad-abad.
Nah, si telur di awan ini cocok di sajikan sebagai sarapan. Pembuatannya mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama.