Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Kiat Menghadapi Banjir Ala Saya

Diperbarui: 12 Januari 2021   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : dbs

Setiap musim hujan tiba rumah saya kerap diserang banjir walaupun banjirnya dapat dihitung dengan jari dan paling tinggi sebatas betis.  Banjir selalu datang bila curah hujan yang turun sangat tinggi dan lama.

Dulu saat pertama kali dibangun rumah lebih tinggi dari jalan, lha sekarang jalan sudah lebih tinggi dari rumah akibat pengaspalan berkali-kali.  Keadaan ini diperparah dengan komplek perumahan wanna be yang berlokasi di belakang rumah saya. Mereka tidak memiliki drainase yang baik sehingga air hujan tumpah semua ke jalan dan meluncur bebas ke daerah yang lebih rendah.

Lha parahnya, drainase RT sebelah sama saja akibatnya air pun lebih lama menggenang di sekitar rumah saya. Sampai saat ini belum ada penyelesaiannya karena rumah-rumah yang dilalui saluran air kotor itu sudah permanen semua malah ada yang mendirikan bangunan dan kandang ayam di atas selokan segala.  

Sama halnya dengan perumahan wanna be di belakang rumah saya tadi, sudah di musyawarahkan sampai tingkat desa tapi tetap tidak ada jalan keluarnya karena ya itu sudah kadung berdiri rumah-rumah.  

Nah, karena sudah bertahun-tahun menghadapi banjir kiriman dan juga banjir rembesan membuat saya harus bersiasat walaupun bukan meninggikan rumah juga sih karena dananya entah sedang ngacir kemana, heuheu.

Berikut ini adalah kiat menghadapi banjir ala saya dengan gaya rumah yang konturnya berundak.

* Memiliki pompa air celup dengan daya dorong yang tinggi. Semakin tinggi daya dorong semakin cepat air tersedot keluar. Dengan mengunakan pompa air, tenaga manusia pun dapat dihemat.

Dokpri

*  Membuat lubang untuk meletakkan pompa air celup yang fungsinya agar air terkonsentrasi di satu titik.  Cukup dorong air ke lubang tersebut sisanya biar pompa yang melakukan tugasnya.* Menyediakan perlengkapan lain seperti alat pendorong air dari karet, alat pel, cairan antiseptik, dan kain pel kering.

Dokpri

*  Membuat kantung-kantung pasir untuk menghalangi air hujan yang akan masuk pekarangan rumah.

*  Membuat LCO (Lubang Cerdas Organik) yaitu semacam biopori.  LCO ini adalah program pemkab kabupaten Bandung dalam rangka menanggulangi banjir dan sampah. Ya, LCO di depan rumah saya  dibuat dengan melubangi tanah sedalam 1-2 meter, dipasangi pipa lalu ditutup. Lubang tersebut digunakan untuk tempat pembuangan sampah organik yang hasil akhirnya bisa menjadi pupuk kompos.

Dokpri

* Stok makanan dan obat-obatan harus selalu tersedia karena kebanjiran itu melelahkan dan rawan penyakit sehingga harus dihadapi dengan perut kenyang dan obat-obatan penangkal penyakit terutama masuk angin dan gatal-gatal.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline