Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Mengintip Album Baru Suede, "The Blue Hour"

Diperbarui: 17 September 2018   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suede. Ilustrasi : NME

Tahun ini mungkin dapat dikatakan sebagai tahun kebangkitan band-band populer era 90-an, betapa tidak setelah Live merilis single terbaru, R.E.M, mengeluarkan album rekaman langkanya, serta Gorillaz menelurkan sebuah album bertajuk "The Now Now" kini giliran Suede, band Britpop asal Britania Raya yang akan segera menyapa penggemar melalui album terbaru mereka.

 

Bicara tentang Suede tak akan lepas dari buncahan gelombang Britpop yang maha dahsyat di negeri asalnya, dan Suede adalah band yang digadang-gadang  telah membuat Britpop menjadi salah satu genre musik yang diakui dunia, cie, cetar.

Saya sendiri menyukai band yang kini beranggotakan  Brett Anderson, Mat Osman, Simon Gilbert, Richard Oakes, dan Neil Codling ini karena suara Anderson yang cempreng-cempreng menggemaskan serta nuansa musik mereka yang terdengar renyah-renyah kemripik.  

Suede hadir di jagat raya ini diawali dari sebuah ikatan pertemanan yang manis antara Brett Anderson dengan Justine Frischmann (yang kemudian menjadi vokalis Elastica) ketika mereka sedang menuntut ilmu di  University College London.  

Bertiga dengan teman sekampung Anderson, Mat Osman, mereka mendirikan sebuah band yang kerap memainkan nomor-nomor milik David Bowie, The Smiths, dan The Cure.  Tak lama kemudian mereka pun merekrut Bernard Butler sebagai gitarisnya, sedangkan posisi drum masih dihuni oleh mesin drum.  

Mereka pun dengan giat merekam beberapa demo lagu, karena dirasa penggunaan mesin drum tidak cukup memuaskan akhirnya direkrutlah  Justin Welch.  Namun rupanya Welch hanya betah beberapa saat saja lalu digantikan oleh drummer The Smiths, Mike Joyce.  Joyce pun ternyata tak bertahan lama dan digantikan oleh Simon Gilbert.

Hal yang sedikit membuat terpana adalah bahwa Suede telah dinobatkan menjadi Best New Band oleh Melody Maker pada tahun 1992 dimana mereka belum memiliki satu pun material lagu yang telah direkam dan dirilis ke pasaran. 

Dengan aksen London yang berat, rambut panjang menutupi separuh wajahnya serta gayanya yang semlohay, Anderson langsung memikat kalangan muda belia dalam sekejap mata.  Tiga single mereka, The Drowners, Metal Mickey, dan  Animal Nitrate mendadak merajai tangga lagu Inggris kala itu yang membuat band yang telah merilis 7 album itu diganjar banyak penghargaan. 

Pada tahun 1993, mereka merilis sebuah album bertajuk "Suede" yang sukses secara komersil.  Album ini membawa mereka dalam sebuah perjalanan tur di Eropa dan Amerika.  Di album inilah sang gitaris mulai ngambek-ngambekan, terlebih ketika ayah Butler meninggal dunia dan ia merasa terasing di bandnya sendiri karena merasa tidak didukung oleh personil lainnya saat duka masih menyelimuti. 

Hal inilah yang membuat Butler kerap menghilang di beberapa pertunjukan, untung saja band pembuka mereka The Cranberries mau berbaik hati untuk meminjamkan personilnya ketika Butler pergi entah kemana.  Akhirnya sang gitaris pun dipecat seiring dengan rilisnya album kedua mereka "Dog Man Star". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline