Asian Games sebentar lagi di gelar di bumi Indonesia, banner-banner berisi dukungan untuk menyemarakkan event olahraga tingkat asia itu telah terpampang dimana-mana, dari tembok-tembok sekolah sampai tembok pangkalan udara. Beruntunglah umat manusia yang ada di kota Jakarta dan Palembang karena dapat melihat beberapa pertandingan secara langsung.
Saya bukanlah tipe olahragawati sejati, karena saya tidak terlalu menyukai hal-hal yang berbau olahraga. Berenang bisanya cuma gaya batu, mau ikutan bela diri malah ditawari demo bela istri siri, coba terjun ke dunia catur otaknya sudah terkena polusi urusan dapur, diajak ikutan futsal, alih-alih nendang bola malah saya yang terpental.
Eh.. tapi, olahraga itu kan penting ya? Akhirnya saya pun memilih lini bulu tangkis, olahraga murah meriah dan terserah, ya terserah mainnya mau pakai apa, piring, talenan, penepok kasur, tutup panci atau sandal yang penting gemah ripah.
Nah sebagai pelipur lara dari ketidakbecusan saya dalam urusan olahraga, saya pun menjadi penonton kurang setia untuk beberapa pertandingan olahraga seperti sepakbola, motoGP, voli, tinju, dan goyang dua jari #eh. Itu sekarang, lain halnya beberapa abad silam ketika salah satu televisi swasta tengah rajin-rajinnya menayangkan pertandingan basket liga NBA (National Basketball Association).
Zaman itu saya adalah salah satu penonton yang cukup setia pada pertandingan antar klub basket Amerika tersebut, walaupun gak ngerti-ngerti amat juga sih hihi.
Michael Jordan, Charles Barkley, Dennis Rodman, Shaquile O'Neal, Kobe Bryant, Scottie Pippen, Kareem Abdul-Jabbar, Patrick Ewing, Magic Johnson, Shawn Kemp, Hakeem Olajuwon, Karl Malone, dan John Stockton adalah beberapa nama yang dulu bersliweran dengan riang gembira men-dribble bola kesana-kemari sambil mengamalkan jurus slam dunk yang fenomenal itu.
Dari sekian nama yang melegenda, ada dua nama yang akan selalu mengisi hati yang kadang sepi ini yaitu John Stockton dan Karl Malone. Ya, dynamic diamond duo yang bernaung di klub Utah Jazz itu menurut saya adalah duo paling keren sepanjang masa. Terserah dengan umat manusia pecinta olahraga lainnya yang menganggap duet Michael Jordan-Scottie Pippen, Kobe Bryant-Shaq O'Neal, atau Magic Johnson-Kareem Abdul Jabbar menjadi yang terhebat dan terkeren sepanjang masa.
Mengapa saya begitu keukeuh memfavoritkan dua nama ini? Tak lain dan tak bukan karena mereka adalah duo yang selalu kompak dan konsisten tidak seperti Duo Serigala yang jago mendribble tapi tidak menggunakan bola.
John Houston Stockton dikenal sebagai pemain yang sangat setia, tidak hanya kepada klub-nya namun juga kepada celana jerseynya. Kala itu disaat celana para pemain basket NBA bertransformasi dari pendek menjadi baggy, sang pemilik nomor punggung 12 ini tetap setia dengan celana pendeknya.
Pemain yang rela digaji minim ketika terjadi salary cap di tahun 1996 itu adalah pemegang rekor assist dan steal terbanyak hingga kini. Di sepanjang karirnya antara tahun 1984-2003, ia telah membukukan 15.806 assist dan 3.265 steal. Hal ini membuat pria yang bertinggi badan 1,85 meter itu dinobatkan menjadi point guard terbaik sepanjang masa versi ESPN.com pada tahun 2006 silam.
Pebasket yang awalnya diremehkan oleh para fans Jazz itu memiliki efektivitas permainan yang tinggi, leadership yang oke serta ketenangan tersendiri , hal ini membuatnya menjadi pemain yang paling susah dilewati oleh lawan. Total jumlah pertandingan yang diikutinya adalah terbanyak ketiga dalam sejarah NBA di bawah Kareem Abdul-Jabbar dan Robert Parish.