Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Senja Terakhir (Bagian 8)

Diperbarui: 28 Februari 2018   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : sarahstraub.blogspot.co.id

Rein dan Nara berjalan berdampingan mendaki tangga semen yang kasar, keluar dari areal kosan Redi dan mulai celingukan kiri kanan untuk menyebrangi jalan yang tak ramai.

"Kalian aneh." ujar Nara.

"Kenapa?" tanya Rein sambil sibuk menyibakkan rambutnya yang telah memanjang.

"Main bulutangkis kok di kamar."

"Redi yang ngajak, dia kan memang rada-rada aneh."

"Ah sama aja kayak kamu." sahut Nara sambil tersenyum dan melirik Rein yang tengah memandangi kaset pinjamannya.

"Lha, kenapa kakak mau nemenin orang aneh kayak aku, nanti jadi ketularan loh, aneh kan virus."

Nara tertawa lalu mengalihkan pembicaraan. "Kaset apa?"  

Rein menyerahkan kaset milik Redi. Nara membaca covernya lalu membaliknya dan melihat track list yang berada di bagian belakang cover kaset itu.

Bach, Chopin, Beethoven, Mozart, Tchaikovsky, sampai David Clyderman.  Pikiran Nara langsung melayang pada semua acara pentas resital piano yang pernah ia lalui.  Beberapa komposisi di dalam kaset itu pernah ia bawakan.

"Aku paling suka Etude no 3-nya Chopin dengan Air on The G string-nya Bach. Dua komposisi itu powerful banget bahkan bisa mengobati sakit gigi ku." Rein tertawa lepas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline