Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Cerpen | Bayangan yang Memudar

Diperbarui: 24 November 2017   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : twitter@piccolocafenyc

Time is never time at all

You can never ever leave

Without leaving a piece of youth.

Seorang gadis awal 19, berbalut sneakers low-end,  jeans belel, kemeja flanel, dan gelang kaki biru pudar bertemu dengan seorang pemuda,  akhir 18, tangguh diantara sneakers high-end, jeans robek lutut, kaus oblong, dan gelang persahabatan berwarna hijau.

Sebuah  album ganda, The Smashing Pumpkins, Mellon Collie and The Infinite Sadness berpindah tangan.

Pemuda itu tersenyum simpul lalu berkata "dengarkan saja", sementara sang gadis yang membiarkan rambutnya teracak angin sore itu tersenyum manis dan berkata "pasti".

Gadis itu tertawa lepas bagai menemukan sesuatu yang pernah hilang ketika mendengarkan isi dua album yang menyatu menjadi satu. Suara sengau Billy Corgan, dentuman lincah penggebuk drum  Jimmy Chamberlin, petikan gitar James Iha, dan suara cabikan bass yang dalam dari D'archy Wretzky menggenapi semua rasa yang tak jua lelah melintas. Nuansa biru gelap nan klasik dan sebentuk gambar hati menuntaskan semua rasa.

Tonight tonight.

Gadis itu memutarnya lagi, lagi, dan lagi. Mendengarkan alunan musik orkestra yang keluar dari pelantang suara sambil melamunkan hal-hal hebat yang pernah dan mungkin akan terjadi.

And our lives are forever changed

We will never be the same

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline