Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Mengintip Dua Proyek Baru Billy Corgan, "Ogilala" dan "Pillbox"

Diperbarui: 25 September 2017   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : faroutmagazine

Nyaris 30 tahun mati-matian mempertahankan bandnya dengan dibumbui banyak drama dan menjadi satu-satunya laskar yang tersisa ternyata membuat musisi setangguh Billy Corgan dapat mengucap kata "lelah" juga. Ya, betapa tidak, vokalis yang dikenal pantang untuk meninggalkan pekerjaan yang berkaitan dengan bandnya itu, kini dengan sadar melakukannya. 

Proyek ambisius yang melelahkan, Teargarden by Kaleidyscope yang berakhir dengan rilisnya album "Monuments to an Elegy" pada tahun 2015 lalu, tak lagi membuatnya bersemangat mencari ide baru untuk materi album bandnya alih-alih beristirahat sejenak untuk menjernihkan pikirannya.Namun kata "lelah" kali ini ternyata berbuah manis karena menghasilkan sebuah album solo bertajuk "Ogilala". Lelah nge-band tak serta merta membuat pria pemilik kedai teh Madame Zuzu's ini meninggalkan dunia musik yang membesarkannya. Album solo kedua setelah "The Future Embrace" itu merupakan upaya penyegar pikiran setelah beberapa tahun kebelakang dibelenggu nama besar Smashing Pumpkins tanpa James Iha, Jimmy Chamberlin dan D'arcy Wretzky, tiga sosok lama yang dulu menemaninya.

Terbetik sebuah kejutan manis karena di dalam album ini, para penggemar Billy Corgan dan tentunya Smashing Pumpkins akan disuguhi dua nomor dengan sentuhan permaian gitar dari mantan gitaris Smashing Pumpkins, James Iha. Terakhir kali mereka bertemu adalah di album "Machina II/The Friends and Enemies of Modern Music"  tahun 2000 silam. Salah satu nomor yang mereka bawakan pada album solo dibawah nama lengkap William Patrtick Corgan (WPC) itu bertajuk "The Processional"

Di tengah isu akan berkumpulnya kembali para anggota lama Smashing Pumpkins yang ternyata tak jua terlaksana membuat kabar ini bagaikan sebuah oase diantara gurun pasir yang tandus. Pertemuan antara keduanya sebenarnya telah diawali pada "Pumpkins Plain Song Tour" tahun 2016 lalu, namun tak cukup membuat kerinduan para penggemar terobati.

"Ogilala" sendiri berisikan 12 tracks yang lembut nan melankolis dengan sentuhan gitar akustik, piano dan kuartet gesek (dua pemain biola, violin dan cello), ditingkahi dengan suara sengau vokalis yang digadang-gadang akan menjadi pemilik baru dari National Wrestling Alliance (NWA) itu. Single yang pertama rilis adalah "Aeronaut"pada bulan Agustus lalu. Sebuah nomor lembut berhias dentingan tuts piano yang indah.


Pemberian judul lagu yang agak sedikit nyeleneh adalah salah satu trademark dari seorang Billy Corgan. Dalam album yang di produseri oleh produser spesialis heavy metal dan rap, Rick Rubin ini ada beberapa nomor dengan judul yang menarik seperti pada nomor pembuka, "Zowie". Lagu ini ditulis sebagai persembahan untuk musisi idolanya, mendiang David Bowie.

Selain itu ada dua nomor dengan judul yang mengingatkan akan perang saudara paling berdarah di Amerika yaitu "Shiloh" dan "Antietam".

Ya, Shiloh adalah perang saudara antara pihak Union melawan Konfederasi yang juga dikenal dengan sebutan Pittsburg Landing. Perang ini berlanjut beberapa bulan setelahnya yang dikenal dengan perang Antietam. Dua perang saudara mengerikan lainnya menyusul yaitu Chancellorville dan Gettysburg.

Dilansir dari majalah Rolling Stone, Billy Corgan menyatakan bahwa dua nomor berjudul Shiloh dan Antietam itu terinspirasi dari perjalanannya mengelilingi Amerika bukan dari dua perang saudara itu.

Sebelum merilis album solonya via BMG pada tanggal 13 Oktober mendatang, sebuah film pendek berjudul "Pillbox" yang kisahnya ditulis dan disutradarai oleh Billy Corgan dengan bantuan Linda Strawberry akan diputar di beberapa bioskop di kota London, Los Angeles, Chicago, dan New York. Film bisu yang dibintangi oleh Harry Holmes, Rai Quartley dan Anna Sheer itu memiliki tagline " No Hero Dies but Twice". Pillbox yang dibingkai oleh muatan album Ogilala sebagai soundtracksnya itu melukiskan sebuah kisah berlatar belakang perang dunia pertama berbalut imajinasi ala Mellon Collie.
Di usianya yang ke 50 ternyata tak membuat seorang Billy Corgan melemah secara seni. Alih-alih berhenti berkesenian, selain merilis album solo, penulis buku puisi "Blinking With My Fist" itu malah menambah daftar proyek seninya dengan membuat sebuah film. Hal ini menunjukkan bahwa tak ada kata terlalu tua untuk melahirkan sesuatu yang baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline