Drummer dan bassist adalah dua sosok yang dapat dikatakan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa pada sebuah band. Mereka ada namun kerap diabaikan oleh para penikmat musik dari band dimana mereka bernaung. Padahal jajaran rhythm section ini adalah penentu bagi sebuah band, apakah akan melambungkan atau malah membawa band tersebut terperosok ke jurang irama yang kelam. Dapat dikatakan demikian karena mereka inilah sang penentu tempo lagu.
Contoh drummer dan bassist yang memiliki kemampuan lebih dalam hal memoles rhythm section ini adalah Mike Dirnt - Tre Cool dari Green Day, Chad Smith - Flea dari Red Hot Chilli Peppers, dan tentu saja, John Bonham - John Paul Jones dari Led Zeppelin
Dalam sebuah band terkadang dua anggota yang mendapat tampuk kekuasaan atas drum dan bass seringkali terlibas oleh pesona sang vokalis atau gitaris. Padahal semua anggota band memiliki pesona nya masing-masing tanpa kecuali.
Mari kita tengok. James Joseph "Jimmy" Chamberlin, seorang drummer yang digadang-gadang sebagai si peringkat lima terbaik sepanjang masa dan merupakan line-up awal band phsycedelic rock asal Chicago, Smashing Pumpkins. Chamberlin adalah seorang drummer yang tidak diragukan lagi kepiawaiannya. Drummer yang awalnya bergelut dengan musik jazz ini menggantikan kedudukan drum machine yang digunakan Billy Corgan, James Iha dan D'archy Wretzky ketika mengawali karir bermusik mereka dalam naungan nama Smashing Pumpkins.
Chamberlin yang mulai bermain drum pada usia 9 tahun ini memiliki gerakan tangan yang sangat cepat, piawai dalam menghasilkan suara gemuruh yang hebat, serta andal dalam permainan rimshots. Billy Corgan sang frontman dari Smashing Pumpkins sendiri telah mengakui kehebatan drummer yang permainan drumnya dipengaruhi oleh Ian Paice nya Deep Purple, John Bonham nya Led Zeppelin dan Keith Moon dari The Who.
Tapi sayang beribu sayang, kehebatan teknik permainan dari drummer yang tidak menyukai pemakaian click tracks itu dilindas oleh penyalahgunaan obat terlarang. Chamberlin didepak dari bandnya karena overdosis di tengah tour album Mellon Collie and the Infinite Sadness. Posisinya saat itu digantikan sementara oleh Matt Walker, seorang drummer yang juga bermain untuk Morrisey. Selain Walker, Kenny Aronoff, drummer gaek yang kerap bermain untuk banyak band dan solois terkenal pun pernah ikut ambil bagian sebagai drummer pengganti di beberapa tur Smashing Pumpkins.
Jimmy Chamberlin yang terkenal dengan permainan drumnya yang bertenaga dan komunikatif itu kembali bergabung dengan Smashing Pumpkins untuk album Machina/The Machines of God, Machina II/The Friends & Enemies of Modern Music dan Zeitgeist. Permainan favorit saya dari drummer yang tehnik bermain drumnya telah memengaruhi banyak drummer seantero jagat itu antara lain pada lagu Jellybelly, An Ode to No One, Bullet with Butterfly Wings, Muzzle, Stand Inside your Love, dan Tarantula. Chamberlin selalu memberi nyawa pada setiap lagu yang ia iringi.
Salah satu drummer muda yang terpengaruh oleh permainan Chamberlin adalah drummer Smashing Pumpkins berikutnya, yaitu Mike Byrne. Byrne adalah drummer yang direkrut Billy Corgan untuk proyek ambisius vokalis berkepala plontos itu, yaitu Teargarden by Kaleidyscope yang di dalamnya terdapat album Oceania.
Byrne adalah salah satu yang beruntung dari ribuan orang yang mengikuti audisi di hadapan Billy Corgan dan Jeff Shroeder. Drummer yang mulai bermain drum pada usia 12 tahun itu akhirnya terpilih menjadi line-up Smashing Pumpkins saat usianya genap 19 tahun pada tahun 2009 yang lalu. Banyak yang menyangsikan permainan drum remaja yang lahir di Portland ini, tapi Billy yakin bahwa selain speed dan power-nya, Byrne mempunyai faktor X yang membuat vokalis Smashing Pumpkins itu menjatuhkan pilihannya kepada pemuda yang juga bermain untuk band The Mercury Tree, Bearcubbin’! dan Moses, Smell the Roses.
Banyak penggemar yang meragukan kemampuan pemuda yang memiliki rentang usia 26 tahun dengan Chamberlin itu. Mereka beranggapan bahwa Byrne tidak layak untuk menempati posisi Chamberlin. Namun Billy telah menentukan pilihannya dengan memasang Byrne untuk album Oceania yang rilis tahun 2012 lalu. Mendengarkan permainan drum dari pemuda yang lahir beberapa bulan sebelum Gish, album pertama Smashing Pumpkins rilis itu cukup menyegarkan telinga awam saya.
Nomor-nomor seperti Oceania, Violet Rays, Panopticon, Glissandra, dan Inkless telah membuktikan bahwa Byrne memang patut diapresiasi dengan baik. Namun tidak ada yang abadi bila bersangkutan dengan Billy Corgan, pada tahun 2014 lalu, Byrne didepak dari band yang kabarnya akan mengadakan reuni dengan anggota lamanya pada tahun ini. Belakangan Billy mengatakan bahwa Byrne terlalu banyak membutuhkan bantuan dalam memainkan peranannya.
Yah apa boleh dikata, mungkin ini semua karena usia dan pengalaman Byrne yang masih sangat muda. Namun apapun itu, terlepas dari terlalu banyaknya ia menggunakan tomtom, Byrne adalah drummer yang permainan drum nya dapat membawa Oceania menjadi album favorit saya di samping Mellon Collie and The Infinite Sadness serta Adore tentunya.