Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Nothing Else Matters

Diperbarui: 26 Februari 2016   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jai Guru Deva. Om.
Nothing's gonna change my world.

Suara John Lennon yang membawakan lagu Across the Universe mengalun lembut di telinga Bumi. The Beatles selalu memberi nuansa nyaman pada jam jam istirahat di kamarnya, setelah hampir 7 jam berkutat dengan jadwal perkuliahan yang padat. Telah setahun ini Bumi mendiami kamar kos nya yang tenang, tanpa ada gangguan yang berarti. Tapi sesuatu yang lain kini mulai menyerang ketenangannya. Sesuatu yang membuat telinganya menjadi keriting.

Baru saja Bumi akan memejamkan matanya, ketika tiba tiba dari dinding sebelah kamarnya terdengar suara detuman drum dan lengkingan gitar yang membuat Bumi terlonjak seketika. Ada apa ini, sejak kapan kosan ini menjadi sangat hingar bingar tak karuan seperti sekarang ini. Ia pulang kampung hanya 2 hari, dan apa yang terjadi selama 2 hari ini? Apakah si bapak kos mulai menerima anak buah Marlyn Manson untuk tinggal di tempat ini ?

Bumi bangkit dari pembaringannya, memutar gagang pintu dengan kasar. Suara musik itu kini mulai terdengar jelas, menusuk nusuk telinganya tanpa ampun. Ia bersiap akan mengetuk pintu bercat coklat itu, tapi ia urungkan ketika melihat Tony, tetangga sebelah kamarnya datang dengan langkah gontai.
Tony tengah mengurai tali sneakers buluknya ketika Bumi mulai mencecarnya dengan pertanyaan.
"Ton, tu kamar di pake siapa sih?"
"Orang baru ya?"
"Kamu udah kenal?"
"Cowok mana?"
Tony yang di cecar pertanyaan yang seakan tak berujung itu menatap Bumi tanpa berkedip.

"Ton?"
Tony mengeplak lalat yang menempel di hidungnya yang berjerawat.
"Siapa bilang dia cowok." Hanya itu yang dikatakan Tony sambil ngeloyor pergi ke dalam kamarnya yang acak acakan tiada terperi.
"Cewek?" Bumi duduk di ranjang Tony yang terlihat bagaikan tumpukan baju di keranjang obralan toko pakaian.
"Yaeyalah cewek, lawan kata cowok kan cewek." Tony sewot, ia menjatuhkan dirinya di lantainya yang berkarpet hijau.
"Cewek kok dengerin musiknya kayak gitu? Gak salah?"
"Lha kenapa kamu jadi protes sama aku? Noh, protes sama dia."
"Bukan protes, tapi heran aja."
Sekarang giliran Bumi yang sewot lalu pergi meninggalkan Tony yang telah mendengkur dengan keras.

****

Dua Hari ini, Bumi menjadi sangat penasaran dengan penghuni kamar sebelah. Ia belum pernah melihat penampakannya barang sekilas saja. Keberadaan tetangga kamar kos nya ini hanya di tandai dengan suara musik yang kerap Bumi dengarkan. Untuk sengaja berkenalan, Bumi merasa gengsi. Perasaan ingin tahu nya tidak membuatnya menjadi harus jelalatan tengok sana sini.

****

Pagi itu sinar mentari memasuki kamar Bumi dengan garangnya. Bumi bergegas menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya alih alih mandi. Hari ini ia bangun kesiangan lagi Setelah semalaman begadang mengerjakan tugas dari Dosen Fisika Tehnik nya. Ia memandangi wajahnya di cermin persegi yang berhias ukiran jepara milik ibunya. Biarpun tidak mandi, ia harus tetap terlihat segar. Ia lalu menyemprotkan spray penyegar wajah milik kakak perempuannya yang beberapa waktu lalu tertinggal di kamarnya. T shirt bergambar The Beatles menempel erat di tubuhnya. Hampir semua Koleksi Tshirt milik Bumi bertema band kesayangan nya itu. Begitu tergila gilanya Bumi kepada band asal Liverpool itu sampai sampai semua barang yang ia punya di tempeli dengan stiker The Beatles.

Bumi tengah mengunci pintu kamarnya ketika dari sudut matanya terlihat pintu kamar sebelah terbuka lebar. Ingin rasanya menengok sejenak untuk melihat penghuninya, tapi semua itu tidak terjadi karena pintu itu tiba tiba di banting dari dalam.

"Busyet, gak musiknya gak kelakuan nya, bikin darting aja." Bumi bergumam sambil ngeloyor pergi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline