Lihat ke Halaman Asli

Ika Rakhma putri

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Insomnia pada Mahasiswa dan Cara Mengatasinya

Diperbarui: 5 April 2024   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia, normalnya durasi tidur pada manusia sekitar 7-8 jam lamanya dalam sehari (Barlow & Durand, 2015). Tidur mempunyai fungsi untuk membantu memulihkan fungsi restoratife bagi tubuh sehingga apabila tidak terlaksana dapat memberikan dampak negatif yaitu gangguan tidur (Nevidet, 2018). 

Menurut Nasution (2017) terjadinya insomnia akibat zat yang dikeluarkan dan dilepaskan ke dalam darah sehingga membuat mengantuk, yang berasal dari pusat-pusat tidur yang mengatur siklus tidur dan terjaga terhambat oleh stress, kecemasan, gangguan, depresi, dan sakit fisik. Menurut (National Institutes of Health, 2011) mengatakan sekitar 30% dari populasi orang di dunia% mengeluhkan gejala terkait gangguan fungsi tubuh pasa siang hari dan konsisten dengan indikasi diagnosis insomnia. 

Tentunya insomnia dapat terjadi pada siapa saja termasuk mahasiswa. Salah satu hasil penelitian menyebutkan prevelensi insomnia di Indonesia dilaporkan mencapai 28 juta orang atau 10% dari jumlah populasi pada tahun 2017, angkat ini masih terbilang tinggi dibandingkan dengan negara wilayah Asia lainnya (Salbiah, 2018)

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari tentunya baik remaja maupun orang tua, khususnya mahasiswa memanfaatkan waktu dimalam hari untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas maupun pekerjaan mereka, dimana malam hari kebanyakan orang memiliki waktu yang senggang. Tentunya hal ini menimbulkan suatu kebiasaan untuk begadang dimalam hari, dan akibatnya  menimbulkan kebiasaan yang tidak lazim yaitu begadang yang membuat individu memiliki gejala kelainan yang sering disebut insomnia. Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur. 

Penyebab insomnia disebabkan adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis, hal ini disebabkan oleh ketegangan pikiran seseorang terhadap sesuatu yang kemudian mempengaruhi sistem sarah pusat (SSP) sehingga kondisi fisik senantiasa siaga. Seperti misalnya mahasiswa yang sedang memiliki problem atau masalah di lingkungannya seperti memikirkan tugas yang menumpuk dan tidak cuman satu tugas, hal tersebut membuat psikologisnya rendah dan menyebabkan fisik susah untuk istirahat dan tidur karena mereka merasakan suatu kecemasan, ketegangan dan ketidakpastian bahkan stress yang menyebabkan gangguan insomnia.

Pastinya gangguan insomnia ini memiliki dampak negatif karena menyebabkan gangguan Kesehatan pada individu bahkan bisa menyebabkan kematian. Adapun dampak negatif dari gangguan insomnia ini yang pertama menurunnya daya tahan tubuh sehingga penyakit akan lebih mudah muncul pada setiap individu, fisik dan mental seseorang akan terlihat sehat jika terdapat keteraturan antara terjaga dan tidur. Tidur mempunyai fungsi yang cukup penting terhadap penataan Kembali keseimbangan fisik setelah sekian lamanya terjaga dan terjadi ketika tubuh kelelahan, kedua susah tidur dimana akan menyebabkan stabilitas emosi sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari. Selain itu Insomnia menyebabkan menurunnya produktivitasdi tempat kerja atau sekolah menjadi menurun. 

Dilansir dari WebMD, Insomnia pada remaja bisa berdampak serius pada Kesehatan, seperti meningkatkan risiko cedera, obesitas, diabetes, depresi. Melihat dampak dari gangguan insomnia tersebut tentunya harus bisa merubah kebiasaan, sangat disanrankan mendapatkan tidur yang berkuaitas di malam hari.

Menurut Verywell Health, ada beberapa cara mengatasi insomnia pada remaja khususnya seperti mahasiswa:

  • Melakukan jadwal tidur yang teratur sehingga bisa meningkatkan kualitas tidur
  • Mengurangi waktu untuk bermain gadget ataupun menggunakkan peralatan elektronik pada saat mendekati waktu tidur.
  • Melakukan kegiatan relaksasi sebelum tidur, seperti membaca atau mandi dengan air hangat.
  • Hindari kebiasaan mengganggu kualitas tidur, seperti meminum kopi atau makan dengan porsi yang banyak agar tidur terasa nyaman.
  • Mematikan lampu saat akan tidur karena hal itu bisa menciptakan suasana tidur yang nyaman.

Namun, disarankan untuk mencari bantuan medis ketika muncul gejala gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea, untuk mendapatkan perawatan serta pengobatan yang tepat.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline