Lihat ke Halaman Asli

Keroncong Natal

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_158626" align="alignright" width="300" caption="gereja tugu"][/caption] Keroncong Cornelis mengiringi Perayaan Natal di Gereja Tugu, Tanjung Priok, 22 Desember 2011. Keroncong dan Gereja Tugu adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Gereja Tugu merupakan salah satu gereja tertua di Jakarta. Gereja ini dibangun pada abad ke-17 oleh tawanan Portugis yang dibuang oleh Belanda ke suatu tempat yang sekarang bernama Kampung Tugu. Saat itu Kampung Tugu adalah daerah yang penuh dengan rawa-rawa dan dihuni oleh binatang buas. Harapan pemerintah Belanda, para tawanan tersebut akan mati. Namun, orang Portugis itu bertahan hidup.

Adapun Gereja yang berdiri sekarang adalah bangunan ketiga. Gereja Tugu pertama terbuat dari kayu, didirikan pada tahun 1678.  Seiring dengan perjalanan waktu, gereja ini mengalami kerusakan. Kemudian Gedung Gereja dibangun dan selesai pada tahun 1738. Ketika pemberontakan Cina pecah pada tahun 1740, gereja ini hancur (Untuk membaca selengkapnya tentang pemberontakan orang Cina, silahkan klik di sini dan sana ) Kemudian, Tuan Justinus Vinck, tuan tanah Cilincing dan Pasar Senen membiayai pembangunan gereja yang ketiga antara tahun 1744-174. Letaknya tidak jauh dari gereja kedua yang rusak berat. Di lokasi gereja kedua, sekarang berdiri Gereja Katolik Salib Kasih.

Kebiasaan jemaat Portugis adalah mengiringi ibadah dengan kesenian asli mereka yaitu Keroncong. Kemudian tradisi ini sampai sekarang dipelihara oleh keturunannya. Fam yang masih eksis di Kampung Tugu seperti; Abrahams, Andries, Cornelis, Michiels, Salomons, Quiko dan Browne. Adapun Fam Seymons sudah tidak ada lagi, Portugis menganut patrilineal. Konon, orang-orang Tugu adalah pembuat gitar dan keroncong pertama yang berkualitas di Indonesia

[caption id="attachment_158617" align="alignleft" width="300" caption="mbak sharly menjelaskan Keroncong "][/caption]

Keroncong De Mardijker dibentuk oleh Fam Michiels, Keroncong Cafrinho oleh Fam Quiko dan Keroncong Cornelis oleh Fam Cornelis. Keroncong Cornelis adalah kelompok keroncong termuda. Pada 26 Desember 2011 ini, Keroncong Cornelis akan merayakan ulang tahunnya yang pertama. Terbentuknya kelompok Keroncong ini adalah bentuk kepedulian keluarga Cornelis untuk melestarikan tradisi musik nenek moyang mereka. Setiap dua bulan sekali, ibadah Minggu di gereja Tugu diiringi Keroncong.

Uniknya, Keroncong Cornelis murni untuk Pelayanan Gereja. Mereka tidak meminta bayaran apabila ada yang mengundang. Kalaupun nantinya pihak yang mengundang memberikan fee, Keroncong Cornelis akan menerima dan kemudian mengembalikan sebagai persembahan kasih. Saat saya tanyakan lagi, apakah memang tidak berniat untuk mengkomersilkan Kelompok Keroncong milik Keluarga Cornelis ini, Mbak Sharly menegaskan Keroncong Cornelis untuk pelayanan bukan untuk tujuan komersil. Mbak Sharly adalah anggota sekaligus kordinator Keronc0ng Cornelis.  Alasan Keroncong Cornelis untuk Pelayanan Gereja cukup sederhana. Mas Kris, suami Mbak Sharly mengatakan , "kami sudah menerima berkat di tempat lain"

Thema dan Sub Thema yang diangkat pada Perayaan Natal Gereja Tugu adalah Manusia Baru Yang Terus Dibaharui (Diambil dari Efesus 4:23-24) Jangan Melupakan Asal-Usulmu Tetapi Jadikanlah itu suatu berkat untuk kebersamaan di dalam Tuhan.  Setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk memuji dan memuliakan Tuhan.  Contohnya, Jemaat Tugu dengan Keronconganya, Orang Jawa dengan gamelannya, Orang Batak dengan gondangnya.  Setiap orang mempunyai talenta yang berbeda untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Berhubung Hari Natal, saya berbaik hati mengunggah video ekslusif Keroncong Natal. Hai Dunia Gembiralah! Hahahahha. Selamat Natal untuk kawan-kawan Kompasiana!

[caption id="attachment_158619" align="aligncenter" width="300" caption="interior gereja tugu"][/caption] [caption id="attachment_158621" align="aligncenter" width="300" caption="nona penggesek biola"][/caption] [caption id="attachment_158633" align="aligncenter" width="300" caption="bercanda"][/caption] [caption id="attachment_158622" align="aligncenter" width="300" caption="foto bersama Keroncong Cornelis"][/caption]

Sumber Bacaan:

[caption id="attachment_158623" align="alignleft" width="300" caption="Sumber bacaan: Gereja-Gereja Tua di Jakarta Buku Kecil Terbitan Lokal Gereja Tugu Koran Kompas, 22 Desember 2011"][/caption]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline