Lihat ke Halaman Asli

Ika Nurhasanah

https://www.kompasiana.com/ikanurhasanah

Tips Membuat Teks Sastra dalam Pandangan Umar Bin Khattab

Diperbarui: 29 September 2020   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kisah Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq memberikan  reduksi pembelajaran bagi kita semua. Sosoknya yang di kenal dengan garang  pada saat ia belum masuk Islam, dan memiliki hati yang lembut, serta mudah menangis ketika ia masuk Islam. Begitu juga dengan  suaranya yang keras dan sangat berpengalaman dalam bidang syair baik pada masa jahiliyah maupun masuk Islam.

Pemahaman beliau memahami syair tidak ada tandingannya dengan manusia manapun, sehingga banyak syair yang ia ungkapkan dan termasyur di zaman sekarang ini. Seperti syair :"Ketahuilah! Setiap orang yang di beri amanah mengurus kaum muslimin harus berlaku seperti seorang budak kepada tuannya, memberi nasihat, dan menjalankan amanah."

Seperti diketahui syair ialah puisi lama yang tiap bait terdiri atas empat larik yang berakhir dengan bunyi yang sama. Nah, sebagai seorang satrawan hendaknya memiliki tips tersendiri dalam merangkai sebuah kata-katanya hingga berbentuk syair. Begitu halnya dengan Umar bin Khattab, beliau memiliki patokan atau kaidah dalam membuat teks satsra, yang mungkin dapat kamu aplikasikan dalam syair kamu.

Berikut Tips Umar bin Khattab dalam membuat teks sastra untuk seorang penyair:

Bahasa yang Benar

Hendaknya sebagai seorang penyair harus memperhatikan bahasanya sudah benar atau belum. Seperti diketahui bahasa yang benar ialah bahasa yang sesuai dengan kaidah buku, tata bahasa, dan kaidah EYD. Begitu juga dengan Umar bin Khattab yang memiliki pemahaman atas bahasa yang fasih dan benar serta jauh dari keliruan.

Bahasa yang Mudah, Tidak Sulit dan Berbelit

Dalam penulisan teks sastra hendaknya menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh pembaca. Oleh karenanya, bahasa yang mudah, membuat pembaca tertarik untuk membaca artikel kamu.

Diriwayatkan Umar pernah mendatangi Zuhair dan menilai syairnya baik. Umar mengungkapkan alasan atas penilaian baik tersebut karena Zuhair tidak mempersulit kata, tidak menyertakan keasingan dan memuji orang apa adanya.

Dijelaskan kaidah syair dalam Islam berdasarkan riwayat ini yaitu syair yang mengandung makna yang jelas dan kata-katanya mudah untuk di pahami, jujur dan jauh dari berlebihan, mudah di fahami.

Terang dan Jelas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline