Lihat ke Halaman Asli

Ika Nurhasanah

https://www.kompasiana.com/ikanurhasanah

Sejarah Istanbul (Turki)

Diperbarui: 28 Juli 2020   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ketix.id

Siapa yang tak kenal dengan negara dua benua ini? Negara yang diapit oleh benua Eropa dan Asia atau yang sering dikenal dengan Eurasia. Tak hanya itu, negara ini merupakan negara Islam yang sangat besar penganutnya. Negara yang menganut sklurisme dengan membedakan antara kebijakan kepemerintahan dan Islam.

Tahu kah kamu? Sebelum terbentuknya negara Turki yang amanat Indah dan memiliki kota bersejarah Islam. Dahulunya Istanbul (Turki) merupakan ibu kota kerajaan Romawi Timur, yang bernama Konstatinopel.

Konstatinopel sendiri sebelumnya merupakan sebuah kota yang bernama Binzantium yang terletak di Selat Bospourus oleh Konstantain, Kaisar Romawi yang di maksudkan untuk menjadi ibu kota kerajaannya yang baru, kerajaan Romawi.

Ketika kerajaan Romawi terbelah menjadi dua, Romawi Barat dan Romawi Timur pada tahun 395 M. Konstatinopel menjadi ibu kota Romawi Timur. Sedangkan ibu kota Romawi Barat jatuh ke tangan bangsa Goth pada tahun 476 M.

Dengan demikian, Konstatinopel bertahan selama seribu tahun kemudian sampai ditangan Sultan Turki Usmani yang berhasil ditaklukkan pada tahun 1453 dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan yang baru.

Jauh sebelum Turki Usmani di bawah Sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstatinopel, para pemimpin Islam sejak zaman Khalifahurasyidin, Khalifah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah telah berusaha untuk menaklukkan Konstanitopel. Namun takdir menghendaki lain, dan pada masa Kerajaan Turki Usmani usaha tersebut berhasil di taklukkan.

Setelah Muhammad Al-Fatih menjadikan Istanbul sebagai ibu kota kerajaan Turki Usamani, ia melakukan penataan hal-ihwal orang-orang kristen Yunani (Romawi). Dalam penantaan tersebut ia memberikan kebebasan pada pihak gereja, seperti yang di lakukan para pendahulunya dan mengakui agama lain sesuai dengan ajaran Islam yang menghormati keyakinan suatu agama.

Sebagaimana kekuasaan yang telah di lakukan oleh Muhammad Al-Fatih menjadikan kerajaan Turki Usmani dengan ibu kota Istanbul merupakan sebuah negara adi daya pada masa jayanya.

Dengan kekuasaan yang meliputi sebagian besar Eropa Timur, Timur Tengah dan Afrika. Tak hanya itu, Istana juga terletak di daerah ini. Pada masa itu gelar khalifah di berlakukan untuk raja-raja sebuah kerajaan Islam.

Istanbul sebagai ibu kota negara Turki pada masa kerajaan Muhammad Al-Fatih, disinilah tempat berkembangnya kebudayaan Turki yang mengadopsi perpaduan bermacam-macam kebudayaan. Tak hanya itu, bangsa Turki Usmani banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia.

Turki juga suka berasimilasi dan senang bergaul dengan bangsa lain. Untuk bidang kemiliteran dan kepemerintahan, kebudayaan Binzatium banyak mempengaruhui kerajaan Turki Usmani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline