Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keberagaman di setiap pulaunya. Terdapat perbedaan suku, kebudayaan maupun kepercayaan di dalamnya. Pulau Jawa termasuk dalam salah satu pulau yang berpegang teguh terhadap tradisi yang masih kental akan keyakinanya.
Salah satu contoh keyakinan yang hingga saat ini masih dijalani yaitu, tradisi selamatan. Selamatan merupakan sebuah bentuk penerapan sosio-religius orang Jawa, praktek perjamuan yang dilaksanakan bersamaan dengan para tetangga , sanak keluarga, teman dan sahabat (Yana 2010:47).
Selamatan termasuk salah satu usaha masyarakat untuk meminta doa agar diberikan keselamatan sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi. Tidak hanya itu selamatan juga dijadikan sebagai usaha meminta doa agar harapan yang diinginkan terkabulkan.
Salah satu contoh implementasinya yaitu selamatan untuk orang meninggal, hal tersebut seringkali dijumpai pada masyarakat jawa yang percaya bahwa selamatan dapat memberikan pengampunan terhadap dosa orang yang telah meninggal dalam keluarga tersebut.
Dalam perkembangannya, tradisi yang ada di Jawa telah mengalami penyesuaian dengan corak kebudayaan lain yang sebelumnya telah ada. Selamatan termasuk ke dalam salah satu hasil akulturasi dari kepercayaan animisme-dinamisme dengan agama islam. Kepercayaan ini sudah ada sejak sebelum kedatangan agama Hindu-Buddha (Masroer, 2004: 19).
Dampak dari penyembahan roh nenek moyang menimbulkan lahirnya tradisi dan ritual sebagai bentuk penghormatan kepada roh nenek moyang. Penghormatan dan penyembahan dilakukan dengan berbagai sesaji dan selamatan (Ridwan, 2005: 20).
Masyarakat masih memiliki kepercayaan akan adanya hubungan antara manusia dengan makhluk ghaib. Untuk itu masyarakat Jawa memiliki banyak tradisi sebagai bentuk pengimplementasian dari kepercayaan yang diyakininya.
Tradisi selametan mengalami perkembangan yang signifikan dari awalnya bercorak Hinduisme kemudian mengalami penyesuaian dengan ajaran Islam. Selamatan dilaksanakan dengan melantunkan bacaan ayat-ayat al-quran dan tahlilah yang dipimpin oleh pemuka agama.
Selamatan berasal dari kata "selamat" yang menjadi media penghubung untuk memanjatkan doa agar memberikan pengampunan atas dosa bagi anggota keluarga yang telah mendahuluinya, serta memberikan keselamatan dan keberkahan bagi keluarga yang ditinggalkan dalam menjalani kehidupan.
Sumber :
Yana, MH. 2010. Falsafah dan Pandangan Hidup Orang Jawa. Absolut: Yogyakarta
Masroer, Ch. Jb. 2004. The History of Java. Ar-Ruzz: Jogjakarta