Berita terbaru saya baca tentang larangan perempuan memakai rok panjang di Perancis. Oh ya, negara Perancis ini adalah negara yang sampai sekarang masih mempertahankan sejumlah larangan pemakaian baju yang menutup tubuh dalam aturan Islam. Ini juga terkait mengenai perbedaan perlakuan yang menimpa perempuan muslim di beberapa negara. Ada beberapa judul yang sudah saya baca. Kebanyakan datang dari Eropa.
Seorang siswi telah dilarang masuk dalam kelas, sebab dia memakai rok panjang. Kepala sekolahnya memintanya memakai pakaian 'netral', jika ingin masuk kelas. Kepsek beralasan adanya pakaian rok panjang itu dinilai 'mencolok' dan menunjukkan afiliasi keagamaan. Dinas pendidikan daerah setempat mendukung keputusan sekolah itu, dengan mengatakan bahwa pakaian bisa menjadi bagian dari 'provokasi'. Berita larangan yang menimpa siswa ini diketahui dan telah memunculkan protes warga yang tidak setuju dan tidak sepaham dengan aturan larangan itu.
Sementara berita menggembirakan datang dari Jerman. MK Jerman memperbolehkan guru perempuan muslim untuk berjilbab. Sebelumnya Jerman memiliki aturan larangan pemakaian jilbab di sekolah-sekolah umum di negara tersebut. MK Jerman sendiri yang meralat larangan pemakaian jilbab bagi guru. Keputusan terbaru ini dipastikan akan memicu debat , mengingat adanya kelompok yang menamakan diri PEGIDA. Kanselir Jerman Angela Merkel berpendapat kelompok PEGIDA menimbulkan dampak negatif , yang akan berpengaruh negatif pula untuk upaya menegakkan kebebasan beragama di Jerman.
Berita seperti itu sudah lama dijumpai ternyata sangat menyengsarakan warga utamanya perempuan yang menginginkan kebebasan dalam berpakaian ditegakkan. Bukankah tak menutup kemungkinan perempuan di sana yang bukan muslim juga ingin memakai rok panjang? Apakah harus jika hal sandang tak melanggar nilai kesopanan itu dilarang? Oh iya norma kesopanan negara satu dengan negara lain berbeda ya?
Jika musim dingin di sana perempuan memakai kain penutup kepala hingga menutup dada, sesuai ajaran Islam, bukankah itu lebih efektif dan efisien ya daripada pakai syal dan topi. Jilbab itu menutup kepala sampai dada kecuali muka setidaknya melindungi dari hawa dingin, sengatan panas matahari, debu, dan terutama lebih menjaga dari pandangan laki-laki.
Jadi ingat ada kasus seorang wanita, yang mungkin karena ia tak tahu atau tak melihat, menerobos sekelompok hewan kecil yang sedang terbang. Itu terjadi saat ia berkunjung di Afrika. Setelah ia pulang dari sana, telinganya terasa sakit. Pemeriksaan medis menunjukkan adanya sesuatu yang hidup dan tinggal di dalam telinganya, menggerogoti organ telinga. Hewan ini bisa saja masuk saat ia tak sadar berjalan dan menembus kawanan hewan berukuran kecil yang terbang mengelompok, dan telinganya sedang tak tertutup. Bukankah mendapati telinga didiami sesuatu yang menggerogoti dari dalam sepulang dari luar negari itu tak menyenangkan? Coba ia menutup kepalanya kemanapun ia pergi, kemungkinan akan berbeda. Dasar... menulis pengandaian. Tak apa jika itu berdampak positif.
Good people, semoga kelak di kemudian hari, aturan berpakaian untuk warga muslim di negara-negara yang belum mendukung kebebasan berpakaian muslim, akan segera berubah. Berubah menjadi negara yang menerapkan aturan bebas berpakaian menurut keyakinan warganya masing-masing. Tentu aturan yang tak melanggar nilai kesopanan.
Selalu sehat dan tebar kebaikan pada semesta. ;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H