Lihat ke Halaman Asli

Canon Dulu, Canon Sekarang, Raja Irit Ngeprint

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

11 Tahun lalu, kenalan pertama yang intens dengan printer Canon. Saat itu, tahun pertama masuk kuliah di bangku kuliah pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung. Sebenarnya bukan gak kenal Canon, karena sudah menggunakan printer Canon sejak duduk di bangku Sarjana (S1). Namun karena mahasiswa “kere”, jadi tidak bisa beli printer sehingga mencetak laporan-laporan dan tugas-tugas kuliah di rentalan komputer yang biasanya menyediakan jasa percetakan.
Printer Canon yang pertama kali dibeli adalah Pixma Series, sempat ganti 2 kali. Alasan penggantian bukan karena rusak, akan tetapi diminta adik yang juga baru masuk perkuliahan S1, dimana saat itu aku sudah menyelesaikan tesis. Jadi printer lama dihibahkan. Printer kedua yang saya beli masih dipakai sampai sekarang dan masih Pixma series yaitu iP1900. Hitung-hitung, hingga saat ini printer iP1900 sudah berumur 8 tahun. Sungguh mesin cetak murah-meriah yang tahan lama.
Meski sekarang saya punya printer Canon MP230, favorit saya tetap Canon iP1900. Adapun alasannya, yaitu: Pertama, murah. Dengan tipe yang sama, maksudnya dengan jenis printer yang murah, Canon iP1900 dilepas diharga Rp 500.000an, sontak saja saya beli. Karena kelas low-end, merk lain masih diatas Rp 600.000. Kedua, mudah. Alasan kedua ini karena semua penghuni kos, mudah menggunakannya, khususnya ketika terjadi kemacetan. Kemudahan yang lain adalah dalam pengisian ulang tinta. Ketiga, irit. Untuk satu cartridge, setidaknya kurang lebih 100 lembar. Keempat, tahan lama. Alasan terakhir ini, karena saya sudah membuktikan selama 8 tahun masih bisa digunakan tanpa masalah apapun.
Meski sekarang saya punya printer Canon MP230, favorit saya tetap Canon iP1900. Adapun alasannya, yaitu: Pertama, murah. Dengan tipe yang sama, maksudnya dengan jenis printer yang murah, Canon iP1900 dilepas diharga Rp 500.000an, sontak saja saya beli. Karena kelas low-end, merk lain masih diatas Rp 600.000. Kedua, mudah. Alasan kedua ini karena semua penghuni kos, mudah menggunakannya, khususnya ketika terjadi kemacetan. Kemudahan yang lain adalah dalam pengisian ulang tinta. Ketiga, irit. Untuk satu cartridge, setidaknya kurang lebih 100 lembar. Keempat, tahan lama. Alasan terakhir ini, karena saya sudah membuktikan selama 8 tahun masih bisa digunakan tanpa masalah apapun.
Oleh karenanya, ketika kantor dimana saya bekerja merencanakan pengadaan perlengkapan kantor, saya minta dibelikan printer dengan merk Canon. Alangkah kaget dan senangnya, karena saya dibelikan Canon Pixma E400. Karena berdasarkan informasi yang berkembang di media, bahwa Canon Pixma E400, sesuainya namanya mampu mencetak sampai 400 lembar dokumen hitam dan 300 lembar dokumen warna. Sungguh printer yang sangat irit, khususnya bagi saya yang bekerja sebagai penulis, jadi membutuhkan printer yang irit untuk mencetak draft. Selain itu, tintanya sangat murah karena cartridge hitam (PG-47) dibandrol Rp 80 ribuan. Printer Canon Pixma E400 juga sangat membantu saya ketika dikejar tayang, karena kecepatan cetakannya untuk dokumen hitam 8 pm dan warna 4 pm.
Dengan harga yang dilepas datascript sekitar Rp 875.000, tipe ini layak untuk dimiliki, karena selain untuk mencetak, printer ini juga bisa digunakan untuk scan dan copy. Canon dulu, Canon sekarang, dan Canon masa depan senantiasa akan menyediakan teknologi canggih dengan budget yang murah, tentu saja bukannya murahan. Kalau gak sekarang, kapan lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline