Pasar tradisional seringkali dianggap ketinggalan zaman dalam era digital ini. Namun, kisah adik saya membuktikan sebaliknya. Dengan memanfaatkan teknologi internet, dia berhasil mengubah paradigma usaha penjualan buah di pasar tradisional menjadi lebih modern dan berdaya saing.
Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk dunia usaha. Banyak orang kehilangan pekerjaan mereka, termasuk adik saya. Setelah bertahun-tahun bekerja di bank, adik saya memutuskan untuk keluar karena tekanan di tempat kerjanya yang makin tak masuk akal. Ia mengambil langkah berani untuk meneruskan usaha keluarga kami dalam penjualan buah di pasar tradisional.
Keputusan adik saya ini tidaklah mudah, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit akibat pandemi. Namun, dia memiliki keyakinan bahwa dengan inovasi yang tepat, usaha tersebut bisa berkembang dan bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Salah satu langkah pertama yang diambil adik saya adalah dengan mengubah cara berkomunikasi dan bertransaksi dalam usaha tersebut. Ayah kami, yang sebelumnya mengelola usaha penjualan buah khusus semangka dengan cara konvensional, hanya mengandalkan telepon biasa untuk berkomunikasi dengan supplier dan pelanggan. Namun, adik saya memanfaatkan teknologi internet untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi.
Pertama-tama, adik saya mencari informasi dan kontak baru dari supplier buah melalui internet. Dia tidak lagi terpaku pada buah semangka saja, juga tidak lagi berpatokan pada supplier yang sama. Namun, ia mencari opsi lain yang dapat memberikan harga dan kualitas yang lebih baik.
Dengan cara ini, adik saya berhasil mendapatkan pasokan buah yang lebih beragam dan berkualitas. Bila sebelumnya usaha tersebut hanya mengandalkan penjualan semangka atau melon, di tangan adik, penjualan buah menjadi lebih beragam. Buah-buahan yang ada di Rafa Buah bisa beraneka ragam, mulai dari buah lokal atau import.
Selain itu, adik saya juga menggunakan platform-platform digital seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Dia membuat akun-akun resmi untuk usaha keluarga kami dan aktif mempromosikan produk-produk kami melalui media sosial. Strategi pemasaran ini terbukti efektif, karena mampu menjangkau lebih banyak konsumen potensial dan meningkatkan penjualan secara signifikan.
Selain berkomunikasi dengan pelanggan, adik saya juga memanfaatkan teknologi internet untuk meningkatkan efisiensi dalam proses transaksi. Dia mulai menggunakan layanan pengiriman barang untuk mengantarkan buah-buahan kepada pelanggan yang tidak bisa datang ke pasar secara langsung. Dengan demikian, pelanggan bisa memesan buah-buahan dari toko kami dengan lebih mudah dan nyaman.
Namun, tidak hanya itu saja. Adik saya juga melakukan riset pasar untuk mengetahui kebutuhan dan preferensi konsumen. Dia menyadari bahwa selama ini usaha keluarga kami hanya fokus pada penjualan buah-buahan segar, tanpa memperhatikan permintaan khusus atau tren pasar yang sedang berkembang.