Saat itu sepulang merantau dari Batam di tahun 2009, hari-hari saya banyak terlewati di perpustakaan Lamongan. Ada dua alasan, karena saya suka membaca buku di sana, dan menumpang wi-fi atau hotspot gratis untuk internetan.
Di situlah awalnya saya memiliki akun Kompasiana. Dari yang awalnya hobi berselancar di dunia internet, saya pun jadi sering mampir ke Kompasiana untuk membaca beberapa artikel menarik.
Waktu itu saya sempat bingung, apakah Kompasiana ini sama dengan media Kompas. Setelah beberapa kali mengamati, barulah saya sadar jika memang dua media ini sebetulnya berbeda.
Sempat Kena Semprit Saat Terlalu Hobi Posting
Setelah tahu kalau di Kompasiana bisa digunakan untuk memposting tulisan, saya pun kegirangan. Beberapa tulisan yang waktu itu sudah pernah saya muat di blog pribadi, saya posting juga di Kompasiana.
Tak disangka, ternyata banyak yang membaca. Saya pun jadi hobi posting tulisan di Kompasiana tanpa memerhatikan aturan yang ada. Salah satunya adalah jeda posting antar tulisan.
Seorang Kompasianer pun menghubungi saya via chat. Ia mengingatkan agar saya tidak terlalu sering posting di Kompasiana.
Saat itu saya yang belum juga paham, jadi bingung. "Lho, salah saya apa kalau saya suka posting di Kompasiana?" Ketika saya pertanyakan hal tersebut, Kompasiner yang saya lupa namanya itu pun meminta saya untuk membaca dengan detail aturan di Kompasiana.
Setelah membaca aturan yang ada, barulah saya sadar jika memang harus ada jeda dan tidak boleh 'memborbardir' posting tulisan di Kompasiana.
Sempat Vakum dan Kembali Lagi ke Kompasiana