Lihat ke Halaman Asli

Ika Maya Susanti

TERVERIFIKASI

Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Kebijakan Aneh Ini (Pernah) Menimpa Mereka yang Berprofesi Sebagai Guru

Diperbarui: 7 Februari 2023   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Pixabay

Seumur-umur kerja, saya pernah merasakan bekerja hingga di lima tempat. Dan jika membicarakan tentang kebijakan aneh, rasanya saat kerja menjadi guru lah fenomena tersebut saya ketahui dan atau rasakan.

Tak dapat disangkal, guru itu adalah sebuah profesi yang terkadang tidak bisa masuk dalam bahasan tema karir atau bekerja. Padahal guru itu adalah sebentuk profesi, sebuah pekerjaan, juga memiliki jenjang karir.

Contohnya saja bahasan upah minimum. Selain guru, orang yang statusnya bekerja pada orang lain biasanya bisa mendapatkan upah minimum. Sementara guru selalu diagung-agungkan dengan pahlawan tanpa tanda jasa, kerja dengan ikhlas, atau pengabdian. 

Lupakan isitilah upah minimum untuk guru. Lupakan juga istilah jam kerja yang menjadi hak dan kewajiban para pekerja. 

Padahal sekali lagi, orang yang berstatus guru itu adalah orang yang bekerja, mencari uang demi menghidupi diri sendiri dan atau beserta keluarganya. Jika sampai ada guru yang menggugat seperti itu, kemungkinan besar orang lain akan berkata, "Seharusnya Anda sadar sebelum memilih profesi menjadi guru, seperti itulah kenyataannya."

Sungguh hal yang miris! Namun, jikalau urusan penghasilan itu dianggap hal wajar, nyatanya saya pernah tahu dan merasakan kebijakan di sekolah yang terbilang aneh. Beberapa kebijakan tersebut antara lain sebagai berikut.

Tidak menerima guru yang terlalu tampan

Saya punya seorang teman yang sangat tampan. Bisa dibilang, wajahnya seperti artis drama Korea. Kulitnya bersih dan putih. Wajahnya seperti khas oriental meski ia bukan keturunan Tionghoa.

Suatu ketika, ia melamar kerja di sebuah sekolah. Saya pun memberinya semangat dan yakin, ia pasti lolos karena saya tahu kemampuannya.

Tapi nyatanya, orang yang diterima di kemudian hari bukanlah teman saya ini. Saat saya cari tahu, bahkan posisi yang dilamar teman saya ini diisi oleh orang yang kemampuannya di bawah teman saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline