Sebagai orang yang dulu sering meliput budaya Tionghoa, saya jadi sedikit mengerti tentang shio. Apalagi dulu jika sebelum tahun baru, terkadang saya diminta untuk datang ke ahli fengshui untuk meliput bagaimana gambaran tahun depan dari kaca mata fengshui.
Ini dikarenakan di tempat tinggal saya dulu, suku China memang cukup banyak jumlahnya. Di Kepulauan Riau atau Batam khususnya, keberadaan klenteng bahkan mudah kita temukan di mana-mana.
Dongeng dan pernak-pernik cerita tentang shio juga kadang saya dengar dari para narasumber. Misalnya kenapa shio tikus yang memegang urutan nomor satu hingga kenapa shio babi di urutan paling akhir atau shio ke-12.
Begitu juga tentang peruntungan. Konon katanya, setiap tahun, shio yang beruntung tergantung dari dia urutan ke berapa dari tahun shio yang sedang berjalan saat itu.
Kondisi hoki bisa didapat jika selisih shionya ada empat dan kelipatannya. Misalnya shio ayam, hokinya bisa di tahun kerbau dan ular.
Sedangkan kondisi ciong atau kurang beruntung terjadi kalau selisih shionya ada di kelipatan angka enam. Misalnya shio ayam di tahun kelinci seperti yang terjadi saat ini.
Benarkah Shio Ayam Sial di Tahun Kelinci?
Sebagai orang bershio ayam yang tahun ini berusia 42 tahun, setidaknya sudah ada beberapa kali saya melewati tahun shio kelinci.
Namun setidaknya, ada dua kali tahun kelinci yang saya ingat, yaitu pada tahun 1999 dan 2011.
Kalau ada yang bilang di tahun kelinci tersebut katanya orang shio ayam nasibnya sial, justru alhamdulillah saya tidak merasakannya.