Lihat ke Halaman Asli

Ika Maya Susanti

TERVERIFIKASI

Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Bonus Demografi, Apakah Anda Termasuk yang Selamat?

Diperbarui: 14 September 2016   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah beberapa bulan tetangga saya yang bernama Arib menganggur sejak lulus kuliah. Dia lulusan S1 Fisika lho, dari sebuah universitas negeri lagi.

Masalah Arib makin bertambah dengan deretan kondisi yang dimilikinya: usianya sudah menginjak kepala tiga, kuliah yang ditempuh sebelumnya adalah selama 10 tahun lamanya, minim pengalaman kerja, mengaku tidak begitu menguasai ilmu kuliahnya sendiri dan tidak punya kemampuan lain, tipe terlalu pemilih dalam mencari kerja. Lengkap sudah!

Di luar sana, orang-orang seperti Arib terkadang saya jumpai keberadaannya. Punya gelar pendidikan bagus tapi tidak memiliki pekerjaan. Punya kemampuan atau skill tapi kok ya tidak bekerja.

Dan fakta tentang sosok Arib serta orang-orang dengan kemampuan dan pendidikan mencukupi namun tetap menganggur, membuat saya teringat dengan kenyataan bahwa saat ini Indonesia sudah menginjak masa perdagangan bebas.

Memang, begitu sengit persaingan di dunia tenaga kerja. Apalagi dengan perdagangan bebas tersebut juga diikuti dengan keberadaan tenaga kerja asing yang beradu nasib di Indonesia. Tentunya dalam perdagangan bebas, siapapun tidak bisa mengandalkan pemerintah untuk main larang ini itu begitu saja.

Tak hanya itu, sebentar lagi Indonesia pun akan berada di masa bonus demografi. Pada masa itu, begitu banyak orang-orang usia produktif yang membutuhkan kerja.

Jika saya dan Anda termasuk yang hingga tahun 2030 berada dalam kategori usia produktif, ada yang perlu kita ketahui dan kita sadari bersama tentang keberadaan masa bonus demografi.

Mengharap pada Bonus Demografi

Makin hari manusia makin bertambah adalah fakta yang orang banyak tahu. Tapi mungkin sedikit yang sadar, bahwa ada saat-saat tertentu di mana jumlah manusia akan terlihat begitu besar di masa usia tertentu.

Saat angka kelahiran begitu besar di sebuah wilayah, katakanlah sebuah negara, maka di situlah negara tersebut sedang menyalakan pematik bom waktunya untuk dua masa ke depan, ledakan penduduk di usia produktif (15-64 tahun) dan usia lansia (di atas 64 tahun). Ini kemudian ditunjang dengan makin mengecilnya angka kelahiran di tahun-tahun sesudahnya.

Program Keluarga Berencana yang digalakkan oleh BKKBN menjadikan Indonesia akan mendapatkan sebuah masa di mana begitu banyak warga negara di usia produktif dibandingkan usia nonproduktif. Hal itu akan berlangsung di tahun tahun 2020-2030. Di masa tersebutlah, Indonesia dikatakan sedang memeroleh bonus demografi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline