Lihat ke Halaman Asli

Ika Marsshella Mudfhiana

Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang

Kolaborasi UNNES GIAT 8 dan Maestro Budaya: Meningkatkan Minat Generasi Muda Desa Rowoboni Terhadap Musik Jawa

Diperbarui: 20 April 2024   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Kemajuan teknologi khususnya di bidang komunikasi dan transportasi telah memberi kemudahan dan memperlancar masuknya kebudayaan baru, sampai ke pelosok desa. Namun tidak bisa dipungkiri, kemajuan ini juga membawa dampak negatif. Seperti koin yang mempunyai dua sisi, hal ini juga berlaku pada dampak-dampak yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi di bidang kebudayaan.

Salah satu dampak negatif yang bisa dirasakan dengan nyata, yaitu pengaruh kebudayaan asing. Derasnya pengaruh budaya asing menyebabkan permasalahan baru, bisa dikatakan daya seleksi (filtering) masyarakat melemah. Masyarakat tidak mampu memilih unsur-unsur kebudayaan asing mana yang diperlukan yang sesuai dengan nilai-nilai serta gagasan yang selama ini mendominasi pola tingkah laku penduduk dan akhirnya akan memperlemah kepribadian dan semangat kebangsaan.

Beranjak dari latar permasalahan diatas, tim KKN UNNES GIAT 8 Desa Rowoboni melaksanakan program kerja yang berkaitan dengan kebudayaan di Desa Rowoboni Kec. Banyubiru Kab. Semarang. Program kerja ini tentunya melibatkan tokoh kebudayaan yang ada di desa tersebut, yaitu Ibu Sugiarti, seorang pamong kebudayaan serta pendiri Sanggar Pangudi Lestarining Budoyo. Di samping itu, kegiatan ini juga merangkul gen z agar lebih dekat dengan kebudayaan tradisional.

Sanggar Pangudi Lestarining Budoyo (PLB) sendiri berdiri dan disahkan pada tahun 2017 oleh Bupati Semarang. Kelompok kesenian yang dipimpin Ibu Sugiarti ini melakukan pertunjukan di Bukit Cinta, hal inilah yang menjadi langkah awal perjalanan sanggar PLB hingga sekarang.

Dokumentasi Pribadi

Tim KKN UNNES GIAT 8 melaksanakan kegiatan yang berkolaborasi dengan sanggar PLB pada hari Kamis, tanggal 21 Maret 2024. Kolaborasi ini memiliki tujuan untuk mengembalikan minat generasi muda terhadap kebudayaan terkhusus kesenian musik Jawa yang mulai terkikis oleh pengaruh kemajuan teknologi. "Saya sebenarnya prihatin dengan anak-anak zaman sekarang yang hanya terpaku dengan HP, memang ada pentingnya untuk bermain HP namun harus ingat waktu juga", tutur Ibu Sugiarti. Dari keprihatinan itulah ibu Sugiarti mengajak anak-anak muda berlatih kesenian musik jawa dengan minimal satu kali petemuan tiap minggunya.

Kami mengadakan latihan sekaligus berbuka puasa bersama dengan anak-anak sanggar serta mengedukasi tentang pentingnya kebudayaan sebagai identitas bangsa. Hal ini sejalan dengan tag line yang terus digaungkan oleh KKN UNNES GIAT 8, "Bersama UNNES GIAT, Membangun Indonesia dari Desa".

Ibu Sugiarti mengaku sangat bangga dan berterimakasih dengan adanya kegiatan yang diselenggarakan oleh tim KKN UNNES GIAT 8, "ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kesenian daerah", lanjut ibu Sugiarti.

Minat kaum muda dalam kebudayaan tidak hanya bermanfaat bagi mereka secara pribadi, tetapi juga dapat memperkaya komunitas dan membawa perubahan positif dalam masyarakat secara keseluruhan. Dengan memahami dan menghargai kebudayaan, kaum muda dapat menjadi agen perubahan yang mempromosikan toleransi, pemahaman lintas budaya, dan kreativitas. 

Kegiatan UNNES GIAT yang diinisiasi oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES ini menjadi salah-satu tonggak pelestarian budaya yang tersebar di pelosok-pelosok desa. Kegiatan ini memiliki manfaat yang banyak terutama dalam pelestarian budaya seperti peristiwa diatas, serta melatih pengabdian diri terhadap masyarakat masyarakat desa.

Penulis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline