Lihat ke Halaman Asli

Peran Matematika dalam Covid-19

Diperbarui: 14 Agustus 2020   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.istimewa

Oleh : Ika Junia Saputri || Mahasiswa Prodi Matematika Fakultas SAINTEK UINSU

Covid-19 Pertama kali muncul di Wuhan, China. Penduduk Hubei berusia 55 tahun yang disebut menjadi orang pertama yang terjangkit Covid-19. Kasus tersebut menurut data tercatat pada 17 November 2019 atau sebulan lebih awal dari catatan dokter di Wuhan.

Setelah 17 November, satu hingga lima kasus dilaporkan setiap harinya hingga pada 15 Desember, total yang terjangkit kasus yang sama sebanyak 27 orang dan meningkat meenjadi 60 orang pada 20 Desember 2019.

Lalu, dokter baru menyadari jika mereka sedang mengahadapi penyakit baru di China akhir Desember 2019. Sehingga pada 27 Desember 2019, Zhang Jixian, seorang dokter pernafasan dan perawatan kritis di Hubei Provincial Hospital (Rumah Sakit Provinsi Hubei) yang melaporkan ke pihak yang berwenang setempat.

Dokter tersebut mengirim laporan mendesak ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) distriknya pada 27 Desember 2019. Setelah melihat pasien 3 pasien dan 1 keluarga pasangan lansia dan putra mereka menderita pneumonia misterius yang sama.

Di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengonfirmasi kasus pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020 yang menyerang dua orang yaitu ibu yang berusia 64 tahun dan anak 31 tahun. Pada awalnya sang anak melakukan kontak dengan warga negara Jepang dengan salah satu club di Jakarta pada malam valentine 14 Februari 2020.

Pada 29 Februari 2020, ibu dan anak tersebut mendatangi rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut, setelah mendengar temannya positif Covid-19. Dan ternyata setelah melakukan serangkaian tes kesehatan dan uji laboratorium kedua warga Depok tersebut dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Lalu bagaimana matematika berperan penting dalam Covid-19?

Berapa banyak jarak sosial yang diperlukan untuk meratakan kurva hingga menghindari kewalahan terjadi di rumah sakit? Apakah cukup dengan mengisolasi orang yang telah memiliki kontak dengan mereka yang telah memiliki kasus positif? Apakah kita perlu melakukan penutupan acara-acara sosial, sekolah dan tempat kerja secara luas?

Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan yang namanya "pemodelan matematika". Dimana dengan itu bisa merepresentasikan masalah atau kejadian pada dunia nyata dalam pernyataan matematis.

Ada sebuah model matematika yang sebenarnya merupakan model persamaan differensial yang sering digunakan dalam ilmu biomathematics untuk menghitung jumlah orang terinfeksi penyakit menular dalam populasi tertutup dari waktu ke waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline