Lihat ke Halaman Asli

Waspada Dampak Menurunnya Aktifitas Fisik Selama Pandemi, Mahasiswa KKN UNDIP Lakukan Skrining dan Edukasi Diabetes Melitus

Diperbarui: 5 Agustus 2021   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Semarang (24/7/2021) – Diabetes melitus (DM) merupakan jenis penyakit metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah dikarenakan defek sekresi insulin, gangguan fungsi insulin, atau keduannya. DM dikenal sebagai silent killer karena manifestasi penyakitnya yang sering tidak disadari. Pada saat ini,  Indonesia menempati peringkat ketujuh morbiditas DM tertinggi di dunia dengan rincian angka kesakitan sebanyak 10,7 juta jiwa.  Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 oleh departemen Kesehatan, prevalensi diabetes miletus di Jawa Tengah mencapai 2,1% dengan rincian di Kota Semarang sebanyak 2,98%.

Sebagaimana yang kita ketahui, semenjak digemborkannya kasus pertama COVID-19 di Indonesia, Pemerintah Indonesia menerapkan berbagai kebijakan dengan tujuan pembatasan mobilisasi oleh masyarakat. Hal ini tentunnya sangat berdampak pada menurunnya intensitas aktifitas fisik masyarakat. Penurunan aktifitas fisik memiliki peran sebagai faktor risiko pencetus Diabetes Melitus. Melalui penerjunan KKN TIM II Universitas Diponegoro dengan mengusung tema Pemberdayaan Masyarakat di Tengah  Pandemi COVID-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yaitu kesehatan yang baik dan kesejahteraan. Mahasiswa KKN UNDIP melakukan skrining DM melalui pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS) pada warga kelompok usia kelompok usia dewasa(18 – 59 tahun) di Balai RW 06, Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur. Kegiatan ini disambut baik dengan aparat dan masyarakat setempat. Tidak hanya melakukan skrining, mahasiswa KKN UNDIP juga melakukan sosialisasi terkait upaya pencegahan DM.

Upaya pencegahan DM juga dikemas dalam bentuk e-booklet yang berisi antara lain:

  1. Pengertian, jenis, dan faktor risiko DM.
  2. Upaya pencegahan DM berupa monitoring berat badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
  3. Upaya Pencegahan DM dengan aturan konsumsi makanan sesuai isi piringku.
  4. Anjuran intensitas aktifitas fisik beserta link playlist berbagai macam jenis olahraga.
  5. Bagaimana penegakan diagnosis DM.
  6. Hal yang harus dilakukan saat didiagnosa DM.
  7. Komplikasi DM.
  8. DM sebagai komorbiditas COVID-19.
    Anda juga dapat mengunduh e-booklet yang telah disusun dalam link berikut ini:
    bit.ly/KKNikafy

Dok. Ika Fitri

Kegiatan sosialisasi tatap muka ini, dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan baik dari pihak warga maupun mahasiswa. Bahkan sebelum kegiatan KKN UNDIP diizinkan, mahasiswa diwajibkan untuk membuktikan hasil negatif pada pemeriksaan Rapid antigen SARS CoV-2. Hasil dari kegiatan ini, didapatkan nilai pemeriksaan GDS dari salah seorang warga mencapai 414 mg/dl dengan keluhan sering lapar dan haus sehingga disarankan untuk segera memeriksaan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, sedangkan hasil pemeriksaan dari warga lainnya didapatkan kadar gula darah dalam rentang yang normal. Melalui kegiatan ini, warga Kelurahan Lempongsari diharapkan dapat lebih waspada dan menerapkan upaya pencegahan DM sedini mungkin.

Penulis :Ika Fitri Yuanita
Editor :drg. Isniya Nosartika, MDSc., Sp. Perio

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline