Mahasiswa S3 Pendidikan Dasar UPI
Dosen STAI Tasikmalaya
Bagaimana perasaan anda ketika mendengar kata "Matematika"? Sejak dulu sampai sekarang matematika menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi siswa. Mungkin bagi beberapa guru matematika juga adalah mata pelajaran yang sulit untuk diajarkan kepada siswa. Mengapa matematika menjadi mata pelajaran yang dibenci oleh siswa? Apa yang salah dengan Matematika?
Pengenalan manis terhadap matematika sudah dimulai sejak kelas rendah. Sejak kelas I sampai dengan kelas III, siswa masih bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan mampu memahami pembelajaran. Hal ini dikarenakan materi-materi yang ada di kelas rendah masih mudah dipahami dan buku yang digunakan biasanya memuat gambar-gambar menarik yang mudah dipahami oleh siswa. Namun apa yang terjadi ketika memasuki kelas tinggi? Semakin meningkat tingkatan kelas siswa justru matematika malah semakin sukar untuk dipahami. Semakin meningkat juga tingkatan kelas siswa, maka semakin bertambah juga siswa yang kurang menyukai matematika. Lalu dimanakah letak permasalahan yang terjadi di kelas sehingga matematika menjadi mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa?
Ada beberapa kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di dalam kelas:
1) siswa belum memiliki kemampuan prasyarat yang cukup. Kemampuan prasyarat penting dimiliki oleh siswa dan sebagai dasar bagi siswa untuk memahami materi selanjutnya. Misal, bagaimana mungkin siswa mampu mengetahui sifat-sifat balok dan kubus sedangkan ia belum mampu membedakan kubus dan balok atau bagaimana mungkin siswa memahami perkalian dan pembagian dengan baik jika konsep penjumlahan dan pengurangan pun masih belum dipahami oleh siswa;
2) guru menggunakan bahasa yang sulit untuk dipahami;
3) guru menyampaikan materi terlalu banyak;
4) kurang menggunakan media pembelajaran dalam mengajar; dan 5) siswa kurang memahami soal cerita. Ketika siswa diberikan soal cerita, siswa kurang mampu memahami isi dari soal tersebut sehingga bagaimana siswa mampu menentukan strategi penyelesaian masalah jika siswa sendiri belum mampu memahami isi atau maksud dari soal tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu:
1) menggunakan konteks yang sesuai melalui hal-hal yang erat kaitannya dengan kehidupan siswa. Ketika mengajarkan matematika, siswa seringkali menemukan bahasa yang unik dan sulit untuk dipahami misal kata komutatif, asosiatif, distributif. Untuk membuat siswa memahami matematika dengan baik, maka kita perlu mengkoneksikan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari sebagai jembatan dalam membangun pemahaman siswa;