Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Pemberantasan Korupsi di Negara Ini?

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh  : IKA FEBRIYANTI

Saat ini korupsi semakin populer di Indonesia, bahkan menjadi wacana yang cukup krusial di Negara ini. Korupsi menjadi sesuatu yang sangat “dicintai” dan sangat “dibenci” oleh rakyat Indonesia. Oleh beberapa orang korupsi dapat dikatakan sangat “dicintai” karena menjadi sumber penghasilan tambahan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki gaji rendah dan menjadi simbol kenikmtana dunia bagi sejumlah orang. Sementara ini, dikatakan sangat “dibenci” karena menjadi sumber kemelataran dan kesengsaraan bagi rakyata di kalangan bawah. Jika hukum ditegakkan bagi setiap koruptor, maka penjara di Indonesia ini akan penuh. Apabila korupsi dipandang sebagai “budaya bangsa” dan semua orang menjadi tersangka,  maka negara Indonesai menjadi penjara terbesar di dunia.

Tingginya tingkat korupsi di Indonesia mengindikasikan kegagalan pemerintahan dalam memberantas korupsi. Hal ini dapat dilihat bahwa, saat ini korupsi semakin tinggi dan banyak dilakukan oleh pejabat pemerintah dan birokrat. Ini menjadi wacana yang biasa bagi Indonesia apabila setiap hari media massa menayangkan tentang kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah. Faktor yang menyebabkan kegagalan dalam memberantas korupsi yaitu pertama, komitmen yang rendah dari elite politik dan birokrasi. Kedua, pendekatan yang sporadis, tidak komprehensif, dan kadang kala kontraproduktif. Ketiga, transisi dan distorsi demokrasi yang sedang terjadi, yang secara keseluruhan menghasilkan elit politik dan birokrasi yang ditandai dengan rendahnya kualitas moral dan kompetensi yang rendah.

Di Indonesia korupsi sudah menjadi penyakit mental. Korupsi menjadi penyakit mental yang melembaga dimana penyakit yang sudah lama, menahun dan menular, bahkan saat ini merebak di kalangan pejabat pemerintah dan birokrat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi tetapi terbukti saat ini mengalami kegagalan bahkan semakin  tingginya angka tindak pidana korupsi. Saat ini Indonesia telah mengalami degradasi moral baik dikalangan pemerintah maupun non pemerintah.

Di Indonesia korupsi dapat dikatakan sebagai budaya bangsa. Secara individual, korupsi dapat menjadi sumber tambahan penghasilan bagi pegawai yang memiliki gaji yang rendah meskipun tindakan ini dilakukan dengan menghalalkan berbagai cara bahkan  dapat menimbulkan kerugian bagi banyak orang. Korupsi dapat menimbulkan kerugian bagi banyak orang karena suatu tindakan yang menguntungkan suatu pihak tetapi ada pihak lain yang dirugikan. Kerugian yang harus ditanggung masyarakat akibat perilaku korupsi ini merupakan beban bagi masyarkakat. Dalam hal ini, masyarakat menanggung biaya ganda yaitu pembayaran legal untuk pajak dan pembayaran ilegal dalam bentuk pemungutan liar serta sogokan yang merupakan bagian dari perilaku koruptif.

Perilaku korupsi ini, akan sulit hilang apabila dari aparat pemerintah tidak mempunyai kesadaran akan tugas dan tanggung jawab atas amanat yang diberikan masyarakat kepadanya. Pemerintah adalah pemimpin, sekaligus pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pemciptaan budaya dan perilaku koruptif bangsa Indonesia. Apabila pemerintah sudah memperbaiki moral dan dapat menjalankan kewajibannya sesuai aspirasi rakyat, mungkin negara ini tidak akan mengalami kemlaratan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline