Lihat ke Halaman Asli

Panggilan untuk Belajar Sepanjang Hayat

Diperbarui: 2 Desember 2024   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ucapan "Carilah ilmu sampai ke negeri Cina," yang disematkan kepada Nabi Muhammad (saw), memiliki resonansi yang kuat di dalam komunitas Muslim. Meskipun hadis ini tidak ditemukan dalam koleksi yang paling otoritatif, makna dan implikasinya telah diterima secara luas dan diintegrasikan ke dalam pemikiran Islam. 

Ucapan ini menekankan nilai pendidikan yang tak terbatas dan pengejaran ilmu pengetahuan yang tak kenal lelah, tidak peduli seberapa jauh jarak yang harus ditempuh atau rintangan yang harus diatasi. Secara historis, hadis ini menarik karena beberapa alasan. Pada masa Nabi, Cina merupakan negeri yang jauh dan tak dikenal, yang melambangkan jangkauan terjauh dari dunia yang dikenal. 

Perintah untuk mencari ilmu bahkan sampai ke tempat yang sangat jauh menggarisbawahi pentingnya pendidikan dalam Islam. Perintah ini menunjukkan bahwa pengejaran ilmu pengetahuan harus melampaui batasan geografis, budaya, dan bahasa. Pesan ini relevan saat ini seperti berabad-abad yang lalu, mengingatkan umat Islam tentang pentingnya pendidikan yang abadi.

Ajaran Islam menempatkan nilai tinggi pada perolehan ilmu pengetahuan. Kata pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad adalah "Iqra" (Bacalah), yang menyoroti pentingnya belajar sejak awal wahyu Islam. Al-Qur'an dan Hadits sering merujuk pada pentingnya pengetahuan dan kebijaksanaan. Misalnya, Al-Qur'an menyatakan, "Apakah orang-orang yang mengetahui sama dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (39:9). Pertanyaan retoris ini menggarisbawahi status tinggi orang-orang yang mencari ilmu. 

Dalam Islam, pencarian ilmu tidak terbatas pada studi agama tetapi meluas ke semua bidang yang bermanfaat bagi umat manusia. Ini termasuk sains, kedokteran, filsafat, dan disiplin ilmu lainnya. Pencarian ilmu dianggap sebagai tindakan ibadah, sarana untuk memahami ciptaan Allah, dan cara untuk memperbaiki diri sendiri dan masyarakat.

Dalam konteks zaman modern, Hadits "Carilah ilmu bahkan sampai ke Cina" dapat diartikan sebagai panggilan untuk merangkul pembelajaran seumur hidup. Kemajuan teknologi yang pesat dan dinamika lanskap global yang terus berubah membuat pendidikan berkelanjutan lebih penting dari sebelumnya. Hadits ini mendorong umat Islam untuk tetap ingin tahu, berpikiran terbuka, dan proaktif dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. 

Meskipun teknologi modern menawarkan peluang, hambatan signifikan terhadap pendidikan masih ada di banyak belahan dunia. Kemiskinan, konflik, dan ketidakstabilan politik dapat sangat membatasi akses terhadap pendidikan yang bermutu. Pesan hadits ini sangat menyentuh dalam konteks ini, mengingatkan kita akan pentingnya ketekunan dan tanggung jawab kolektif untuk mendukung inisiatif pendidikan.

Ajaran Islam menganjurkan dukungan bagi mereka yang mencari ilmu. Konsep zakat (pemberian amal) mencakup ketentuan untuk dukungan pendidikan, memastikan bahwa kendala keuangan tidak menghalangi pengejaran pembelajaran. Masyarakat didorong untuk menciptakan lingkungan di mana pendidikan dapat diakses oleh semua orang, terlepas dari status sosial ekonomi. 

Selain itu, pengejaran pengetahuan tidak hanya untuk kemajuan profesional atau ekonomi; itu juga merupakan sarana pengembangan pribadi dan spiritual. Pembelajaran dapat mengarah pada kesadaran diri yang lebih besar, pemikiran kritis, dan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan tempat kita di dalamnya. Hadits mendorong kita untuk mencari ilmu yang memperkaya hidup kita dan mendekatkan kita kepada Allah.

Pendidikan juga dapat menumbuhkan empati dan pemahaman budaya. Dengan mempelajari berbagai budaya dan perspektif, kita dapat membangun jembatan pemahaman dan toleransi. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip Islam tentang kasih sayang dan rasa hormat bagi seluruh umat manusia. Dimensi etika dalam mencari ilmu juga penting.

 Ilmu harus dicari dan digunakan dengan cara yang bermanfaat bagi umat manusia dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Dalam Islam, mencari ilmu secara intrinsik terkait dengan etika dan moralitas. Ilmu yang diperoleh harus digunakan untuk memajukan keadilan, meringankan penderitaan, dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline