Nama: Maria Dominika Nai naif
MAHASISWA UNSIA
Virus corona merupakan sebuah bencana non alam yang penyebarannya hampir disetiap daerah. Mulai dari yang terkonfirmasi, dalam perawatan, sampai meninggal dunia terjadi hampir setiap harinya. Saat Indonesia berada dalam masa kritis, hal inilah yang akan menjadi penentu apakah jumlah yang positif corona akan terus meningkat.
Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana menyebutkan bahwa epidemi dan wabah penyakit merupakan contoh bencana non alam. Indonesia berada pada masa yang darurat, setelah abai dengan virus yang mewabah dibanyak negara, bahkan corona sempat menjadi bahan candaan para pejabat.
Meskipun begitu tidak ada kata terlambat untuk bisa menghentikan laju penyebaran virus corona tersebut. Presiden Joko Widodo menyebut solidaritas masyarakat adalah modal untuk bisa melawan virus ini. Sehingga modal sosial diharapkan dapat menjadi senjata sosial untuk bisa mengatasi bencana virus corona. Beberapa tahun lalu Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pengukuran modal sosial untuk mengetahui stok modal sosial di Indonesia.
Pemerintah pusat dan daerah sudah memberikan banyak bantuan bagi korban COVID-19, baik bagi masyarakat yang terdampak langsung maupun tidak langsung.
Kita menyaksikan dengan rasa bangga dan apresiasi tinggi bahwa semua elemen masyarakat bahu-membahu membantu korban terdampak wabah COVID-19 ini.
Mereka bergerak cepat dengan memberikan bantuan, baik dalam bentuk uang maupun barang. Kita melihat betapa solidaritas sosial masyarakat Indonesia begitu tinggi dan sangat responsif. Dengan sigap setiap ada bencana, masyarakat Indonesia selalu mengulurkan tangan untuk saling membantu dan menolong.
Sikap dan perilaku yang suka membantu dan menolong sesama ini merupakan bagian dari modal sosial( social capital) yang dimiliki oleh bangsa Indonesia Francis Fukuyama mendefinisikan modal sosial sebagai rangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka.
Modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling tukar kebaikan antar individu. Perilaku ini bisa disebut sebagai suatu tindakan altruisme, yaitu semangat untuk membantu dan mementingkan kepentingan orang lain. Mereka saling membantu tanpa mengharapkan imbalan orang lain, tanpa pamri, dan kepentingan tertentu.
Atas dasar itu kita menyaksikan bagaimana kisah-kisah altruisme dan heroik yang dilakukan oleh para tenaga medis (dokter dan perawat) berjibagu hingga tidak sedikit dari mereka yang meninggal dunia. Demi kesembuhan warga masyarakat yang terpapar COVID-19, mereka mengorbankan tenaga, waktu, keluarga, bahkan nyawa.