Pada kesempatan mengikuti kultum yang berlangsung stelah melaksanakan sholat isya berjamaah di Masjid Al-A`la yang berada sekitar 20 meter dari kediaman ku, si penceramah melontarkan pernyataan bahwa sekarang ini kedatangan bulan Ramadhan dianggap sebaga tradisi. Hal ini menjadikan ku bertanya, bukankah bulan Ramadhan adalah saat dimana kita untuk lemningkatkan ibadah beserta kualitasnya. Lebih lanjut beliau mengutarakan alasan - alasan yang dirasa masuk akal untuk mengutarakan pendapat yang saya rasa cukup sensasional. Beliau melihat bahwa ibadah berpuasa di bulan ramadhan adalah tradisi yang hanya dilakukan di bulan puasa. Beliau menambahkan bahwa seharusnya puasa yang dilaksanakan haruslah berpatokan pada surat Al-baqarah ayat 183. Faktanya, banyak yang berpuasa tapi tidak sholat. apa yang akan didapat dari puasanya jika sholat fardlu diabaikan. lain hal ketika berbicara tentang sholat berjamaah di masjid. sudah dapat dipastikan masjid-masjid akan menjadi ramai oleh para jamaah yang hendak akan melaksanakan sholat tarawih, padahal sebiaasanya masjid-masjid sangat sedikit pengunjung. Hal lain yang menjadi tradisi adalah berbuka bersama. Hal ini memang positif saja untuk dilakukan tapi semua ini tergantung bagaimana cara melaksanakannya. Tidak dengan berlebihan yang menyebabkan mubazir. Mungkin saja saking asyik dan terlalu bersemangat maka banyaklah kudapan yang disiapkan namun tidak sesuai dengan kemampuan dalam mengkonsumsinya. Rasulullah saja menganjurkan untuk berbuka dngan buah kurma dan air lau dilanjutkan dengan ibadah sholat maghrib. Asmara shubuh, kata ini lebih dikenal dikalangan remaja karena yang biasa melakukannya adalah remaja. Biasanya dilakukansetelah sholat maghrib sampai matahari terbit renag benderang. Kegiatan ini biasa diisi dengan jalan-jalan, dan tak jarang bermain petasan [caption id="attachment_128364" align="aligncenter" width="500" caption="google.com"][/caption] yang merupakan perbuatan mubazir, yah inilah hal yag sering dilakukan pada kesempatan bulan ramadhan. Inilah yang sedang terjadi dalam lingkugan disekitar kita, sadar atau tidak. Maka dari itu marilah kita bersama merenungkan kembali makna kedatangan ramadhan bagi diri kita masing-masing, tradisi kah atau ibadah ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H