Lihat ke Halaman Asli

Ika Nur Aini

Ibu Rumah Tangga

Perang Puputan Bayu

Diperbarui: 10 November 2019   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada zaman dahulu ada sebuah kisah di Kota Blambangan atau saat ini terkenal dengan sebutan Banyuwangi. Terjadilah perang yang sangat besar antara rakyat Blambangan melawan tentara VOC demi mempertahankan wilayah.

Perlawanan ini memiliki pemimpin bernama Pangeran Rempeg Jagapati. Perang ini bermula saat rakyat Blambangan ditinggal oleh pemimpim bernama Agung Wilis. Pada saat itu pasukan VOC merebut satu persatu wilayah di Blambangan. Rakyat Blambangan di bawah pimpina Pangeran Puger atau Putra Wong Agung Wilis, berusaha melakukan pertahanan wilayah, namun hal itu masih gagal.

Wong Agung Wilis pada saat itu sebenarnya adalah orang yang dipercayai VOC dalam memimpin Blambangan. Kesempatan ini digunakannya untuk mengetahui kekuatan VOC, yang nantinya bisa menjadi kekuatan tersendiri bagi rakyat Blambangan dalam melakukan penyerangan.

Perjuangan Wong Agung Wilis mendapat dukungan banyak orang. Perjuangan ini pun berjalan bersama dengan Pangeran Jagapati serta para pasukan lainnya. Suasana panas terjadi dan Wong Agung Wilis pada saat itu tertangkap oleh VOC untuk diasingkan ke daerah jauh dari Blambangan.

Kini VOC semakin merajalela. Rakyat bekerja secara paksa tanpah upah, bahan pangan dirampas, petani dipaksa menanam padi dan hasilnya harus diserahkan kepada VOC. Hal ini mengakibatkan rakyat Blambangan pergi ke hutan untuk bertahan hidup jauh dari tekanan VOC.

Tempat yang paling banyak menampung para pengungsi yaitu di daerah Bayu, Lereng Gunung Raung, dekat daerah Songgon. Memiliki tanah yang sangat subur sehingga bisa menjadi lahan bercocok tanam para pengungsi.

Pangeran Rempeg Jagapati datang ke tempat pengungsian bersama pengikutnya yang masih tersisa. Tujuan kedatangannya ialah ingin menyatukan kembali rakyat di daerah Bayu untuk melawan VOC. Pada saat itu perlengkapan senjata milik rakyat sangat terbatas. Pangeran Jagapati lantas mencari cara meyakinkan rakyat supaya bersedia menyatu kembali merebut tanah Blambangan.

Pada saat itu Pangeran Jagapati berkata kepada rakyatnya, "Yakinlah, Tuhan akan menganugerahkan kekuatan senjata kepada kita." Rakyat pun menjadi yakin untuk meneruskan perjuangan Agung Wilis dan di bawah pimpinan Pangeran Jagapati mereka bergotong-royong membangun benteng pertahanan di daerah Bayu.

Benteng yang dibangun ini gunanya menjadi tempat berlindung dan beraktifitas yang aman bagi rakyat Blambangan. Suatu ketika, ada pasukan dari VOC diam-diam menyerang ke banteng pertahanan daerah Bayu. Rakyat Blambangan pun siap siaga melakukan perlawanan.

Pasukan VOC yang menyerang saat itu terkalahkan oleh pasukan Blambangan. Senjata yang ditinggalkan oleh VOC diambil dan dijadikan kekuatan tambahan bagi rakyat mempersiapkan perlawanan yang lebih besar lagi demi merebut kembali dan mempertahankan bumi Blambangan.

Semakin hari, kondisi belum juga membaik. Persaingan memperebutkan kekuasaan masih terus terjadi. Sebagian rakyat asli Blambangan masih banyak yang menjadi pengikut VOC. Kesabaran Pangeran Rempeg Jagapati memimpin pasukannya membuat sedikit-demi sedikit rakyat Blambangan yang menjadi pengikut VOC kini mulai beralih kepada pimpinan tanah kelahirannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline