Indonesia, negeri indah bagi mereka yang mampu bersyukur atas apa yang Tuhan limpahkan di negeri ini. Kebanyakan dari mereka yang bersyukur ini tak mampu merasakan kenikmatan yang mereka syukuri, namun mereka masih mapu bersyukur meski telah termarjinalisasikan oleh kaum-kaum proletar. Lukisan sumberdaya yang melimpah di negeri ini hancur tertimpa percikkan-percikan darah yang berceceran diatasnya. Melimpahnya sumberdaya yang menghujani negeri ini tak bisa memberantas setiap masalah yang mucul.
Masalah yang muncul tak hanya berjumlah satu atau dua namun sama berlimpahnya dengan sumberdayanya. Kemiskinan, kemacetan, bencana alam, buta huruf, pengangguran dan kawan-kawannya yang muncul bersama dengan setiap limpahan sumberdaya yang diberikan Tuhan. Indonesia dengan masalah yang membana serta penduduk yang amat banyak ini teramat sulit untuk diberantas dalam waktu yang singkat.
2025, Indonesia diramalkan akan menjadi negara maju seperti jajaran Jerman, Inggris, dan Amerika. Ramlaan ini tidak semata-mata diluncurkan begitu saja, namun bercermin akan perencanaan-perencanaan yang dilakukan pemerintah Indonesia. Bagi saya ramalan ini terlalu muluk untuk indonesia, negara ini masih terlalu jauh untuk menjadi seperti jajaran negara Blok Barat. Indonesia masih perlu memperbaiki dirinya sendiri, memperbaiki setiap sisi kehidupan kenegaraannya, memperbaiki mental para penduduknya, dan masih banyak lagi yang harus diperbarui.
Bukan tidak suka akan majunya indonesia di 2025 nanti, namun saya lebih mementingkan negara yang adil tanpa ada kaum yang termarjinalisasikan nantinya akibat pembangunan yang besar-besaran, apalagi saat AEC telah berlaku daya saing ketenagakerjaannya akan lebih sulit. Bagi saya itu masih teramat jauh di awang-awang untuk dijangkau Indonesia.
Namun, jika memang benar nantinya itu akan terjadi maka aku dengan segala kemampuanku akan bbahagia mendengarnya. Aku akan terus mendukung dengan segala kemampuanku untuk tetap mempertahankan apa yang indonesia akan raih nantinya. Mungkin memang sekarang aku hanya anak SMA yang tak lebih adalah bocah ingusan, tapi lihat aku di 2025, aku adalah seorang penulis hebat dan akan membangun perpustakaan gratis di Papua. Aku menjatuhkan pilihanku di Papua adalah karena aku sadar mereka teramat tertinggal dari daerah lainnya.
Aku dan semua orang bahkan jalananpun tahu bahwa Papua adalah pulau yang sangat kaya namun penduduknya masih terbelakang. Saat ini aku tinggal di sebuah SMA yang bermuridkan anak nusantara yang berasal dari seluruh penjuru negeri ini. Aku tahu betul bagaimana anak-anak Papua ini berpikir, bagaimana mereka mengambil sudut pandang dan aku tahu betul bagaimana kebiasaan mereka. Jika nantinya indonesia telah menjadi negara yang maju, aku akan mendukungnya dengan memberikan pengetahuanku kepada saudara-saudaraku yang jauh di timur Indonesia. aku ingin mendirikan perpustakaan di sana karena aku ingin menjadi bagian dari majunya Indonesia bersama dengan anak-anak dari Timur. Aku tak ingin hanya anak-anak kota saja yang bisa merasakannya, aku ingin orang-orang byang sejak dulu terbelakang ini9 juga merasakan kemajuan negeri ini bersama dengan masyarakat Indonesia lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H