Lihat ke Halaman Asli

Celoteh 2 :Paradoks Seorang Sahabat

Diperbarui: 30 September 2015   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sahabat adalah seseorang yang mungkin berharga dalam kehidupan sesorang. dia berkata hal yang tidak bisa kita ungkapkan. Mengatakan hal yang membuat kita sedih, namun menunjukkan betapa tulus dan jujurnya mereka. Mereka bahkan tak akan mengatakan hal manis, hanya untuk membuat kita terhibur, tapi mereka akan tahu seberapa porsi kita membutuhkan hiburan dan panutan. 

Tapi apakah benar dalam hidupmu kamu sudah menemukan seorang sahabat, atau hanya segerombolan orang yang numpang lewat saja dalam. Mereka dekat denganmu karena beberapa maksut tertentu, salah satunya untuk melepaskan diri dari kesepian itu sendiri. 

Seseorang pernah berkata bahwa sahabat itu seperti emas dalam jerami. Dan beruntunglah kamu ketika kamu bisa menemukannya. ada yang lain bilang "Sahabat itu ya pendamping hidupmu kelak", itu juga benar dan tak sepenuhnya salah. Tapi jika ada yang namanya perceraian mungkin hal tersebut bisa disangkal. bahkan ada yang lebih miris dengan mengatakan sahabat adalah keheningan dan rasa kesepian itu sendiri. karena mereka yang memang selalu hadir dalam kehidupan kita. atau bisa saja menurut saya pribadi sahabat adalah malaikat yang bertugas menjaga kita. karena mereka ada. Sayangnya, mereka tak akan memeluk kita saat kita bersedih. 

Banyak sekali sahabat disekitar kita, tapi yang benar-benar tergambar dalam otak kita sendiri tentang definisi seorang sahabat mungkin akan membuat kita tercengang dan tak mengerti, bahkan susah untuk ditemukan. Apalagi yang hanya menjalani hidupnya di depan komputer setiap hari, kata sahabat itu mungkin punya definisi yang lebih luas. bahkan benda mati bisa menjadi seorang sahabat sejati.

apa yang sebenarnya ingin saya katakan disini? adalah berapa lama anda hidup dan sudahkah anda menemukan sahabat sejati anda, entah itu dalam bentuk apapun. apakah sahabat itu benar-benar ada seperti kisah di dongeng? apakah mereka benar-benar akan memberikan hidupnya untukmu? bahkan mereka akan lebih menyayangimu daripada pendamping hidupmu?

Pertanyaan-pertanyaan itu muncul entah dari mana, tapi saat saya sendiri mencoba menjawabnya. Ya saya sudah menemukan sahabat saya, mereka bukan manusia, karena saya tak pintar berkomunikasi dan sangat membenci bualan, selama saya hidup hingga sekarang yang saya temukan hanyalah kesepian, tapi itu sama sekali tak mengganggu atau membuat sedih. saya lebih senang berdiam diri di rumah, menghabiskan waktu di depan Pc, memandangi dunia lewat google dan youtube dan berinteraksi dengan dunia tanpa wujud. Saya pernah berpikir apa hidup yang saya jalani itu sangat miris, kenapa saya tak berani keluar rumah, bercakap-cakap dengan berbagai bentuk manusia dan menemukan sahabat sejati itu?. Dan sampai sekarang saya tidak ingin menjawabnya. 

Karena saya, ya saya masih menikmati sahabat saya yang sekarang, Laptop dan keheningan. :)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline