Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Berdirinya Asrama Walisongo, Sebuah Upaya Menyemai Pemimpin Ummat dan Bangsa

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1395825537839335452

[caption id="attachment_300773" align="aligncenter" width="300" caption="Di depan Asrama Walisongo yang sederhana, sama sekali belum dipoles sejak pembebasannya. Inilah wajah-wajah calon pemimpin Ummat dan Bangsa masa depan. "][/caption]

Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI) telah didirikan sejak tahun 1952. Maksud dari Yayasan ini adalah untuk membantu meringankan beban pelajar islam dalam soal perumahan dan penyelenggaraan pembangunan angkatan baru yang berjiwa Islam guna pembangunan Negara, Bangsa dan Agama. Untuk mencapai maksud tersebut maka yayasan berusaha menyelenggarakan dan /atau mendirikan asrama yang disediakan untuk pelajar/mahasiswa islam. Selain itu juga Yayasan juga mengusahakan pendidikan rhani dan jasmani bagi anggota-anggota asrama dengan mengingat tantangan tuntunan Islam yang luas.

Salah satu pendiri utama YAPI adalah Prawoto, Ketua Umum Partai Politik Islam Masyumi yang terpilih pada muktamar IX, tahun 1959. Lembaga pengkaderan ini sudah terbukti berhasil mencetak pemimpin-pemimpin berpengaruh di negeri ini. Asrama pertama didirikan pada tanggal 29 Mei 1952 yaitu asrama mahasiswa Sunan Guning Jati (ASGJ) di Jalan Bunga No. 21 Jakarta Timur. Sepuluh tahun kemudian di tahun 1962 didirikanlah asrama mahasiswa Sunan Giri (ASG) di Jalan Sunan Giri No. 1 Rawamangun Jakarta Timur. Dalam mencari dan menentukan lokasi pembebasan tanah untuk asrama di Rawamangun, Mr Roem turun aktif ke lapangan. Pemilihan lokasi lahan di Rawamangun, terutama atas pertimbangan bahwa kampus Universitas Indonesia akan pindah ke Rawamangun, yang ternyata pindah ke Depok.

Alhamdulillah setelah 62 tahun sejak berdirinya asrama pertama, akhirnya YAPI berhasil melakukan pembebasan lahan di Jalan Kompos No. 19 Lenteng Agung Jakarata Selatan yang diberi nama Asrama Walisongo. Dalam pencarian dan penentuan lokasi turut berperan serta Ali Ahmudi yang merupakan alumni ASG terakhir yang kuliah di UI Depok.

Masa pencarian lokasi berlangsung sekitar 7 bulan. Survei lokasi dimulai sejak bulan Juni tahun 2013. Dengan mempertimbangkan harga tanah dan ketersediaan luas lahan yang diinginkan, pada awal masa pencarian ada beberapa pilihan lokasi yang sangat ‘nempel’ UI, yaitu di Kukusan Kelurahan, Kukusan Teknik, Srengseng Sawah. Harga tanah di daerah tersebut sudah mencapai 4 -5 juta per meter persegi. Untuk pembangunan asrama mahasiswa minimal dibutuhkan lahan seluas 1500 m2. Sehingga bisa dbayangkan YAPI harus merogoh kocek minimal 6 milyar hanya untuk pembelian tanah. Sehingga pembebasan lokasi dipending sampai akhirnya di awal tahun 2014 kembali diintensifkan.

Ali Ahmudi bersama jajaran Pengurus YAPI meninjau kembali lokasi calon Asrama. Lokasi Kukusan didelete dari daftar pilihan dengan mempertimbangkan kemudahan akses bagi alumni atau tamu yang datang. Pilihan lokasi calon asrama mengerucut pada dua lahan. Alternatif pertama, lokasi yang sangat ‘nempel’ UI persis di belakang asrama UI Wisma Makara Jl. Srengseng Sawah Raya depan kelurahan Srengseng Sawah. Alternatif kedua, Jalan Lenteng agung Timur Raya Gg. Kompos seberang stasiun Univ Pancasila.

Walaupun tidak persis ‘nempel’ UI, lokasi alternatif kedua menjadi pilihan akhir YAPI. Lokasi ini memiliki banyak keunggulan. Dengan lahan yang lebih luas, Ia memiliki harga yang sama dengan alternatif pertama. Lahan seluas 1800 m2 ini sudah memiliki gedung permanen dengan 38 kamar. Ini merupakan nilai lebih untuk YAPI, dengan sedikit polesan YAPI bisa memanfaatkan bangunan eksisting untuk kamar mahasiswa penghuni asrama kelak. Akses transportasi dekat dengan stasiun Universitas Pancasila. Begitu pula jalan Lenteng Agung Timur Raya dilewati banyak kendaraaan aneka jurusan dari Jakarta menuju Depok. Melalui pengecekan di Dinas Tata Kota Jakarta Selatan lokasi ini akan sangat strategis untuk pengembangan YAPI ke depannya.

Adalah Bahtiar Rakhman alumni ASGJ, alumni FE UI , inisiator yang sangat berperan dalam pembebasan lahan. Bahtiar Rakhman bersama Ali Ahmudi melakukan negosiasi awal ke pemilik lahan. Sehingga YAPI berhasil mendapatkan lokasi yang sangat bagus dengan harga yang bagus pula, membeli tanah dengan bonus bangunan di dalamnya. Di samping persis lokasi Asrama Walisongo masih ada lahan tanah kosong seluas 5000 m2 yang ingin dijual. Semoga Alloh SWT memberikan keluasan rezeki untuk penambahan lahan asrama walisongo kelak.

[caption id="attachment_300774" align="aligncenter" width="300" caption="Sosok Ali Ahmudi, penghuni Asrama Sunan Giri Tahun 1998 - 2004"]

1395825676714045544

[/caption]

Melalui rapat pegurus YAPI tanggal 28 Februari 2014 kemudian dikeluarkan Surat Keputusan pengangkatan Ali Ahmudi sebagai Pejabat Direktur Asrama YAPI dengan Masa Bakti 2014 - 2016. Seorang Ali Ahmudi dipilih karena dianggap memenuhi syarat dalam rangka mengoptimalkan pembinaan warga asrama YAPI yang meliputi ASG, ASGJ, dan Asrama Walisongo.

Semoga dengan terpilihnya Ali Ahmudi menjadi pelanjut estafet pendahulunya menyemai pemimpin Ummat dan Bangsa. Selamat berjuang, Semoga dengan jabatan yang baru ini amanah dan barokah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline