Lihat ke Halaman Asli

Pemerintah Harus Tahu Selera Rakyat

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Harus Tahu Selera Rakyat

Pemerintah harus tahu selera rakyat.  Sebab, tujuan pemerintahan itu dibentuk gunanya untuk melayani dan mensejahterakan rakyat. Pemerintah bisa ada, karena adanya peran serta dari rakyat. Bisa dibayangkan apabila rakyat sudah tidak mau lagi berperan serta, sudah pasti yang namanya pemerintah itu tidak akan pernah ada.

Peran serta yang dimaksud adalah kepercayaan rakyat untuk memilih segelintir orang untuk mengelola pemerintahan itu, dengan harapan amanah yang rakyat berikan itu dapat berdampak baik bagi rakyat. Selain kepercayaan, bentuk peran aktif rakyat dalam pemerintahan yaitu keaktifan rakyat dalam membayar pajak. Pajak, merupakan sebuah modal yang diberikan oleh rakyat untuk pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.  Pajak inilah yang harus dikelola oleh Pemerintah untuk melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan rakyat. Tanpa kepercayaan mustahil pemerintahan akan terbentuk, tanpa pajak ajaib pembangunan akan dapat terlaksana.

Berdasarkan pengertiannya pemerintah adalah suatu sistem yang menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya. Dimana sistem tersebut dijalankan oleh sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan tersebut.

Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menjadi hukum dasar tertulis (basic law),  dan konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. Pada  BAB I di Pasal 1 dalam ayat kedua dibunyikan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.

Kedaulatan yang kata dasarnya berasal dari kata daulat bermakna kekuasaan. Artinya dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia. Rakyatlah yang memiliki kekuasaan penuh. Pemerintah dalam hal ini hanya melaksanakan kekuasaan yang dititipkan oleh rakyat tersebut dengan sebaik-baiknya atau sesuai dengan UUD.

Karena itulah, wajar kiranya jika pemerintah harus tahu selera rakyat. Harus faham dengan maunya rakyat. Karena sebenarnya rakyatlah yang paling berkuasa di negeri ini. Tetapi, jika kita melihat dinamika yang terjadi sekarang ini. Dimana iklim perpolitikan di Indonesia yang carut marut. Sangat mustahil, jika pemerintah yang ada sekarang bisa faham dengan selera rakyat.

Alih-alih memikirkan selera rakyat, para pemangku kuasa (pemerintah) sekarang ini malah disibukkan dengan aksi saling unjuk kekuatan, unjuk pintar, dan unjuk gigi. Pemerintah sekarang sepertinya sudah lupa, jika kedaulatan itu ada ditangan rakyat. Bukan ditangan partai politik atau lembaga lainnya. Lebih parahnya lagi, para pemangku kekuasaan malah membuat kebijakan yang sama sekali tidak memikirkan selera rakyat. Bahkan, terkesan lebih mementingkan selera mereka (pemerintah).

Selain itu, perseteruan antara pemerintah dan wakil rakyat saat ini, sudah mencoreng muka bangsa Indonesia sebagai bangsa yang demokratis dan berlandaskan Pancasila. Kedua belah pihak itu, sama sekali tidak ada satupun yang mau mengalah. Masing-masing merasa paling benar, dengan tameng ini demi kepentingan rakyat. Padahal, rakyat yang mempunyai kekuasaan penuh dinegara ini sama sekali tidak berselera dengan hal-hal yang rakyat anggap itu hanya pepesan kosong.

Rakyat mungkin akan lebih berselera, jika para pemangku kekuasaan saat ini mau memikirkan pembangunan Indonesia ke depan. Dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai di setiap daerah. Memberdayakan para generasi muda dengan berbagai macam pelatihan atau bimbingan, yang tujuannya agar Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.  Bukan malah saling jegal dan saling buat kebijakan yang yang tidak penting. Jadi sekali lagi perlu diingatkan, pemerintah harus tahu selera rakyat, karena rakyatlah yang memiliki kedaulatan (kekuasaan)di negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline