Lihat ke Halaman Asli

Ijan Bekti

Nulis dan Menginspirasi

Bening Hati di Tepi Hutan

Diperbarui: 16 April 2018   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

kabupaten puncak Jaya,  di Tahun 2010. Salah satu tujuan TURDES, turun ke  Desa, oleh salah satu mantan gubernur Papua.  Saya di ajak,  berkaitan dengan salah satu mata acara yang saya asuh di Media dimana saya bekerja.  Begitu tiba,  Bapak Gubernur langsung melaksanakan acaranya yaitu bertatap muka dengan masyarakat. Antusias masyarakat mendatangi pertemuan. 

Usai pertemuan,  kami kembali ke penginapan.  Berhubung saya masih melaksanakan tugas kantor,  mencari bahan siaran.  Saya berjalan ke tepi hutan.  Saat itu waktu sudah menunjukan pukul 18.00 wita.  Cuaca agak gelap.  Di saat saya duduk-duduk , tiba-tiba tiba lewatlah sepasang suami istri.  Mungkin saja usai pulang dari kebun.  Istri menggendong dg isi hadil kebun. Sementara sang suami membawa panah dan busurnya.

Mereka berjalan,  tampa kata.  Namun saya melihat " bahagia " yang mereka rasakan. Ternyata bahagia,  ada dimana-mana, baik di kota, maupun nun jauh di pedalaman. Sementara keluarga-keluarga di kota,  sebagian tidak merasakan sejatinya bahagia...  Saya terus menatap merrka.  Hingga hilang di rimbunya hutan lebat.  Namun membuat bening hati,  saat di tepi hutan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline